Batam (ANTARA News) - Pedagang pasar kaget Asrama Haji Batam (AHB) mengatakan keuntungan mereka menurun 50 persen karena penerbangan haji lancar sesuai dengan jadwal panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH). "Sewaktu pesawat banyak yang delay, omset bisa Rp6 juta per hari. Sekarang penjualan hanya Rp3 juta tiap hari," kata pedagang perlengkapan haji pasar kaget AHB Igus kepada ANTARA di Batam, Kamis (14/12). Menurut Igus, jemaah calon haji (JCH) tidak memiliki waktu belanja jika pesawat tepat waktu. Sebaliknya, semakin panjang waktu penundaan pesawat, semakin banyak waktu JCH berbelanja. "Begitu sampai AHB, mereka langsung menghadapi banyak pemeriksaan, setelah itu istirahat, dan besok siangnya langsung terbang. Kapan mau belanja," kata pemilik toko di DC Mall itu. Senada dengan Igus, pedagang lainnya, Kunto mengatakan barang dagangannya lebih laku kalau banyak penerbangan yang tertunda. "Kalau boleh memilih, lebih baik pesawat delay (tertunda-red) terus," kata Kunto. Menurut Kunto, kalau penerbangan pesawat tertunda, banyak JCH yang membutuhkan pakaian ganti karena waktu mereka di AHB bertambah. "Pakaian mereka sudah rapi di koper. Mereka malas membuka koper. Jadi mereka lebih memilih beli baju," katanya. Ia mengatakan, selain baju, para JCH juga membeli kebutuhan ibadah haji lainnya seperti Al Quran, handuk, baju dingin, buku tuntunan doa dan audio doa haji. "Banyak JCH yang baru tahu kebutuhan mereka ketika sampai di sini. Karena sebelumnya tidak terpikirkan apa yang harus mereka lengkapi ketika pergi haji," katanya. Enam dari delapan kelompok terbang (kloter) haji Embarkasi Hang Nadim Batam mengalami penundaan penerbangan. Kloter I, IV, V mengalami keterlambatan dua hingga enam jam. Sementara JCH kloter II dan III harus menunggu 17 jam sebelum pesawat mereka berangkat. Kloter VIII bahkan harus menunggu sekitar 18 jam sebelum pesawat mereka lepas landas menuju Madinah. Kloter VIII yang seharusnya berangkat Minggu (10/12) pukul 18.00, meninggalkan tanah air Senin (11/12) pukul 12.05.(*)

Copyright © ANTARA 2006