Mataram (ANTARA News) - Produser lagu-lagu dangdut Sasak (Lombok), Ahmad Bages, mengeluhkan maraknya pembajakan lagu-lagu yang diproduksinya yang menyebabkan ratusan keping compact disk (CD) hasil karyanya tidak laku di pasaran. "Pembajakan CD yang berisi lagu-lagu dangdut Sasak tidak hanya dibajak di NTB, tetapi juga di luar negeri seperti di Malaysia, sehingga dari 1.000 keping CD yang sudah saya buat hanya 100 keping saja yang sudah terjual," katanya di Mataram, Kamis. CD dengan judul album Cidomo diproduksi oleh Apa Jagah Studio berisi 10 lagu judul dangdut Sasak modern antara lain lagu Cidomo, Lalo Midang dan Dedare Bideng, yang terjual baru 100 keping dengan harga Rp10.000 perkeping. Sementara CD lagu Sasak yang diduga hasil bajakan dijual di Malaysia dengan harga RM (Ringgit Malaysia) 15 atau sekitar Rp42.000. "Itu cukup merugikan saya sebagai produsen sekaligus pencipta lagu, untuk membuat master rekaman saya mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah." katanya. Bages mengatakan, jumlah CD bajakan lagu Sasak yang beredar di pasaran sekitar 5.000 keping, sementara yang dibuatnya hanya 1.000 keping. Dia mengaku pernah mencoba datang ke Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Kehakiman dan HAM NTB untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (Haki), namun ternyata persyaratannya cukup berat antara lain lagu tersebut harus dilengkapi not balok. "Itu cukup menyulitkan karena sekitar 99 persen pencipta lagu-lagu daerah khususnya Sasak Lombok tidak memahami not balok, belum lagi persyaratan lainnya," kata Bages. Ia mengimbau kepada para oknum pembajak CD lagu-lagu Sasak agar menghentikan perbuatan yang tidak terpuji dan merugikan pihak lain itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006