Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - Ban Ki-Moon, mantan menteri luar negeri Korea Selatan, Kamis, diambil sumpah sebagai sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru menggantikan Kofi Annan. Pengambilan sumpah terhadap Ban Ki-Moon, dilakukan dalam sidang Majelis Umum (MU) di Markas Besar PBB, New York yang dihadiri 192 negara anggota PBB, Presiden MU Sheikha Haya Rashed Al Khalifa, serta Kofi Annan sendiri. Ban Ki-Moon akan memulai tugasnya sebagai Sekjen PBB pada 1 Januari 2007, dan dengan demikian, Annan masih akan menjalankan fungsi sebagai sekretaris jenderal badan dunia itu hingga 31 Desember 2006. Saat pengambilan sumpah dalam Sidang MU di Markas Besar PBB, New York, Ban mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas Piagam PBB. Hal itu,ujarnya, dilakukan untuk mendukung janjinya menjunjung tinggi loyalitas, kebijaksanaan, dan hati nurani serta amanat-amanat yang tercantum dalam Piagam PBB. "Untuk menggambarkan keyakinan saya terhadap Piagam PBB, hari ini saya meminta Sekretariat PBB untuk menjalankan cara baru, yaitu meletakkan tangan kiri saya di atas Piagam saat pengambilan sumpah," kata Ban dalam pidato yang disampaikannya usai diambil sumpah. Diplomat Korsel berusia 62 tahun itu menjanjikan bahwa salah satu tugas utama yang akan dijalankannya sebagai Sekjen PBB adalah menghembuskan hidup baru dan menyuntikkan kembali semangat terhadap kesekretariatan PBB yang diakuinya "kadang-kadang membosankan". "Negara-negara anggota PBB memerlukan sekretariat PBB yang dinamis dan berani, bukan Sekretariat yang pasif dan tidak berani mengambil resiko," kata Ban. "Sudah waktunya menciptakan hari baru bagi hubungan Sekretariat dan negara-negara anggota. Masa-masa suram, yaitu adanya ketidakpercayaan dan sikap tidak menghormati, sudah terlalu lama berlangsung," tambahnya. Baik Ban maupun Kofi Annan dalam pidato mereka di Sidang Majelis Umum, menekankan bahwa perdamaian di dunia tidak akan dapat terwujud tanpa ada tiga unsur yang tidak bisa dipisahkan, yaitu keamanan, pembangunan dan hak asasi manusia. Selain mengambil sumpah Ban Ki-Moon, sidang Majelis Umum yang digelar di New York pada Kamis pagi waktu (Jumat malam WIB) itu juga memberikan penghormatan khusus kepada Kofi Annan yang akan segera meninggalkan posnya sebagai Sekjen PBB. Penghormatan tersebut ditandai dengan tepuk tangan panjang sambil berdiri (standing applause) oleh 192 negara anggota PBB serta dikeluarkannya sebuah resolusi tentang pengakuan terhadap prestasi Annan yang menjabat Sekjen PBB selama 10 tahun. Resolusi itu menyebut Annan sebagai sosok yang memiliki gagasan yang berani dalam masalah politik, diplomatik dan keorganisasian serta berbagai kemajuan lain yang dibawanya, terutama soal target-target pembangunan milenium (Millenium Development Goals), perdamaian dan keamanan, lingkungan serta reformasi PBB. Sekretaris Jenderal PBB merupakan ketua sekretariat PBB --salah satu badan utama PBB selain badan-badan lain seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial (Ecosoc) dan Mahkamah Internasional. Menurut aturan Piagam PBB, Sekjen PBB diangkat oleh Sidang Majelis Umum berdasarkan usul dari Dewan Keamanan. Ban dipilih Dewan Keamanan pada 13 Oktober 2005 sebagai Sekjen baru menggantikan Kofi Annan oleh dan akan menjabat posisi tersebut selama lima tahun, yaitu 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2011. Ban merupakan tokoh Asia pertama yang menduduki jabatan sekretaris jenderal PBB dalam 35 tahun terakhir. Tokoh Asia terakhir yang menjabat posisi Sekjen PBB adalah U Thant dari Myanmar, yang menjalankan tugas untuk periode 30 November 1961-31 Desember 1971. Setelah U Thant, posisi Sekjen PBB secara berurutan kemudian dijalankan oleh Kurt Waldheim, Javier Perez de Cuellar, Boutros Boutros-Ghali, Kofi Annan, dan Ban Ki-Moon.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006