Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran TNI dan Polri agar mampu menyesuaikan diri dan merespon dinamika serta perkembangan dunia secara cerdas dan tepat demi mempertahankan dan mencapai kepentingan nasional. "Di samping itu perlu terus dikembangkan kebijakan, strategi dan doktrin pertahanan dan keamanan negara yang tepat dalam menjalankan tugas-tugas ketentaraan dan kepolisian," kata Presiden dalam amanatnya pada upacara Prasetya Perwira TNI dan pelantikan anggota Polri di Lapangan Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Jumat. Presiden juga menyatakan bahwa diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan secara luas dalam berbagai tugas dan pekerjaan di lingkungan TNI dan Polri. Di dunia kemiliteran, lanjut Presiden yang bertindak sebagai inspektur upacara, strategi taktik, doktrin dan sistem kesenjataan telah berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang menandai berlangsungnya revolusi di dunia kemiliteran. "Revolusi itu menyangkut corak dan karakter dari peperangan, pertempuran, pendidikan dan pelatihan. TNI yang kita andalkan, haruslah pula memiliki kemampuan ini dan tidak boleh tertinggal dengan kemampuan tentara dari negara-negara lain," katanya. Di dunia kepolisian, katanya, perwira Polri harus pula memiliki profesionalitas, pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, agar bisa menjalankan tugas pemberantasan kejahatan, penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban publik, serta perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. "Hal ini diperlukan karena ragam dan kualitas kejahatan dan pelanggaran hukum juga makin canggih dan berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, baik lokal, nasional maupun global," katanya. Jumlah calon perwira remaja (Capaja) TNI-Polri yang dilantik dalam upacara itu sebanyak 928 orang, terdiri dari Akademi Militer (Akmil) 294 orang, Akademi Angkatan Laut (AAL) 195 orang, AAU 153 orang dan Akademi Kepolisian (Akpol) 286 orang terdiri dari taruna 258 orang dan taruni 28 orang. Hadir dalam acara itu Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto, tiga Kepala Staf Angkatan dan sejumlah menteri kabinet Indonesia bersatu. (*)

Copyright © ANTARA 2006