Banda Aceh (ANTARA News) - Hubungan darat Banda Aceh-Medan, Sumatera Utara, dikabarkan hingga Senin (25/12) masih 'lumpuh' total, akibat beberapa titik badan jalan antara kedua provinsi dihadang banjir bandang. "Sudah tiga hari tidak ada kendaraan dari kedua provinsi bertetangga itu yang mampu menerobos banjir," kata beberapa orang agen bis antar kota dan antar provinsi (AKAP) yang ditemui di Terminal Setui, Banda Aceh, Senin. Ruas jalan lintas Sumatera yang cukup parah terkena banjir berada di kawasan Arakundo, sekitar 350 Km sebelah timur kota Banda Aceh dengan ketinggian air di atas permukaan jalan dikabarkan mencapai satu meter lebih. "Sampai hari ini (25/12), bis dari Banda Aceh hanya sampai di Arakundo, sedangkan bagi mereka yang ingin ke Medan harus melewati banjir dengan perahu motor lalu ganti kendaraan untuk melanjutkan perjalanan sampai tujuan," kata Nanda, salah seorang agen bis di Banda Aceh. Beberapa hari lalu, sebagian badan jalan trans Sumatera di wilayah Julok, Aceh Timur, juga terputus akibat terendam banjir dengan ketinggian hingga mencapai satu meter, namun kini sudah normal kembali, setelah air bah itu surut. Informasi lain yang dihimpun dari pantai timur Aceh menyebutkan banjir bandang saat ini masih menutupi sebagian badan jalan di perbatasan Aceh-Sumut, sehingga para supir bis dan truk belum berani menerobos arus deras banjir. Sebagian wilayah di pantai timur dan tengah Aceh, meliputi Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Gayo Lues dan Bener Meriah dilandan banjir bandang, menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan itu selama sepekan terakhir ini. (*)

Copyright © ANTARA 2006