Tokyo (ANTARA News) - Poundsterling Inggris melonjak di Asia, Jumat, setelah jajak pendapat (exit polls) menunjukkan Partai Konservatif yang dipimpin Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menuju kemenangan, sementara dolar Amerika Serikat mendapat dukungan dari harapan laporan pekerjaan AS kuat hari ini.

Dalam perdagangan sore di Tokyo, poundsterling diambil 1,5500 dolar terhadap 1,5262 dolar di New York pada Kamis sore, sementara euro merosot menjadi 0,7236 poundsterling dari 0,7382 poundsterling.

Jajak pendapat menunjukkan Partai Konservatif memimpin perolehan suara dan dalam posisi yang kuat untuk mempertahankan kekuasaan. Proyeksi BBC menempatkan Partai Konservatif kurang satu kursi dari mayoritas.

"Partai Konservatif dianggap lebih ramah pasar daripada pemerintahan Partai Buruh dan itu benar-benar inti dari permainan," kata Sebastien Galy, penyiasat mata uang di Societe Generale.

"Karena itu, dengan pemerintah Konservatif, beberapa orang akan menilai kembali posisi jangka panjang mereka karena peningkatan risiko Inggris keluar Uni Eropa," tambahnya.

Sebuah pemerintahan yang dipimpin Konservatif berarti Inggris akan terus maju dengan memegang referendum keanggotaan Uni Eropa yang dijanjikan Cameron pada 2017.

"Pasar memperkirakan lebih berantakan, hasil lebih mendekati dalam jajak pendapat," kata Daragh Maher, ahli strategi valuta asing di HSBC Holdings.

"Mungkin pasar sedikit kekurangan pound dalam memperkirakan jajak pendapat ketat, dan sekarang itu sedang dibatalkan," katanya.

Perkiraan BBC memberi Partai Konservatif 325 kursi, Partai Buruh 232 dan Partai Nasional Skotlandia 56 kursi. Itu akan menempatkan partai Cameron hanya kurang satu kursi untuk dapat memerintah tanpa dukungan partai-partai kecil.

Jajak pendapat telah menunjukkan selama berbulan-bulan bahwa Konservatif dan Buruh yang hampir berimbang.

Dalam perdagangan lainnya, dolar naik menjadi 119,87 yen, dari 119,75 yen di New York.

Euro merosot menjadi 1,1224 dolar dan 134,56 yen pada Jumat, turun dari 1,1266 dolar dan 134,91 yen di perdagangan AS.

Pada Kamis, laporan klaim pengangguran mingguan AS datang sangat positif, dengan rata-rata pergerakan jatuh ke tingkat terendah 15-tahun.

Pasar sedang menunggu laporan pekerjaan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat untuk mengukur apakah ekonomi cukup kuat bagi Federal Reserve memulai menaikkan suku bunga ultra-rendahnya, yang akan menjadi nilai tambah untuk dolar.

Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS menguat menjadi 1,3298 dolar Singapura dari 1,3285 dolar Singapura pada Kamis, menjadi 33,50 baht Thailand dari 33,37 baht, dan menjadi 63,95 rupee India dari 63,85 rupee.

Greenback juga naik menjadi 13.205,10 rupiah Indonesia dari 13.093 rupiah dan naik tipis menjadi 30,70 dolar Taiwan dari 30,69 dolar Taiwan.

Dolar melemah menjadi 1.088,85 won Korea Selatan dari 1.090,65 won, dan menjadi 44,64 peso Filipina dari 44,65 peso.

Dolar Australia jatuh ke 79,15 sen AS dari 79,91 sen AS karena ekspor China secara tak terduga jatuh dan Reserve Bank memangkas proyeksi pertumbuhan, mengatakan depresiasi lebih lanjut dalam mata uang "tampak mungkin dan perlu".

Yuan China naik menjadi 19,31 yen dari 19,26 yen.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015