Jayapura (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, kasus penembakan Enarotali, 8 Desember 2014 diduga ada yang memprovokasi sehingga akhirnya memunculkan TNI/Polri selalu berhadapan dengan massa.

"Untuk mengungkap kasus Enarotali kita harus melakukan komunikasi dengan kepolisian dan harus dilihat secara menyeluruh," kata Panglima TNI seusai pengarahan dengan prajurit TNI/Polri di Jayapura, Jumat.

Dikatakan, kasus tersebut jangan dulu dengan menggunakan kacamata buram karena kalau menggunakan kacamatan buram maka yang selalu dipojokkan adalah TNI/Polri.

Kasus yang menewaskan empat warga itu harus dilihat secara keseluruhan kejadiannya karena apa yang terjadi tidak seperti gambarannya, kata Jenderal TNI Moeldoko seraya berharap jangan melihat TNI/Polri dalam posisi yang salah dan negatif.

Sementara itu Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti secara terpisah mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Komnas HAM RI dan Panglima TNI sehingga bila ada kesalahan maka keputusannya akan diambil masing-masing.

Kalau memang dari polri ada yang salah, akan dilakukan proses, kata Jenderal Pol Haiti seraya mengatakan tim sudah berjalan.

"Kalau ada anggota polri yang menembak tidak mungkin kami tidak tahu," tegas Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti.

Kasus penembakan di Enarotali yang terjadi 8 Desember hingga kini belum terungkap karena penyidik Polda Papua kesulitan mendapat keterangan saksi dan barang bukti karena warga hingga kini tidak mau memberikan kesaksian.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015