Banda Aceh (ANTARA News) - Para petugas medis yang dikerahkan untuk membantu korban banjir di 12 Kecamatan di Aceh Tamiang, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), hingga Kamis belum berhasil menembus lokasi-lokasi banjir terparah karena medan yang berat, kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan NAD, dr Marzuki, di Banda Aceh. Para petugas sudah sejak Rabu (27/12) berusaha menembus desa-desa yang terkurung banjir, namun belum berhasil karena derasnya arus air dan pekatnya genangan lumpur yang menggenangi daerah itu, katanya di Banda Aceh. "Hingga kemarin (Rabu, 27/12), belum semua desa terparah diterjang banjir bisa dimasuki petugas kesehatan karena kondisi medannya cukup berat meski air mulai surut," jelasnya. Kesulitan akses yang dialami petugas itu memaksa para korban yang selamat masih bertahan di atap-atap rumah atau perbukitan yang ada di beberapa desa di Aceh Tamiang. "Namun, kalau cuaca semakin membaik mungkin hari ini sudah bisa ditembus. Ada petugas kita yang terpaksa berenang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk di sana," jelas dia. Marzuki yang baru kembali dari lokasi banjir Aceh Tamiang itu menambahkan, sembilan dari 10 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di wilayah tersebut tenggelam akibat banjir bandang yang terjadi sejak Kamis (21/12). Selain itu, Wakil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, menjelaskan, satu unit gudang farmasi yang selama ini menyimpan obat-obatan untuk Aceh Tamiang juga tenggelam, sehingga stok obat untuk setahun tidak bisa digunakan lagi. Namun demikian, masalah obat-obatan untuk korban banjir di Aceh Tamiang itu sudah tertanggulangi dari provinsi dan bantuan Departemen Kesehatan RI. "Obat-obatan sudah cukup, termasuk petugas kesehatan sudah bekerja maksimal di lapangan," tambahnya. Pada bagian lain, ia menjelaskan, jajaran kesehatan kini telah membentuk sedikitnya 20 posko kesehatan di lokasi-lokasi pengungsian di Aceh Tamiang, yang langsung dipimpin Kepala Dinas Ksehatan Provinsi NAD, dr HT Anjar Asmara. "Kami telah mengeluarkan kebijakan darurat yakni memberdayakan petugas kesehatan di kabupaten/kota yang tidak terjamah banjir untuk bertugas di daerah bencana untuk menanggani berbagai masalah kesehatan masyarakat korban," katanya. Sementara jumlah korban banjir hingga Kamis (28/12) masih simpangsiur, namun data terakhir dari sumber resmi yakni Satuan pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Aceh Tamiang masih mencatat sebanyak 48 orang meninggal dunia, dan lebih 150 orang dinyatakan hilang di daerah itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006