Jakarta (ANTARA News) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) PT Holcim Indonesia pada Rabu menyetujui penunjukkan Kuntoro Mangkusubroto sebagai Komisaris Independen perusahaan penghasil semen itu.

"Latar belakang manajemen baru kami ini sangat penting bagi perusahaan untuk bisa bersaing dalam pasar yang kompetitif, dan menunjukkan khazanah pengalaman langsung dari Indonesia, kawasan, dari industri semen dan praktik komersil," kata Direktur Utama Holcim Indonesia, Gary Schutz dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Mantan Menteri Pertambangan dan Energi dan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) itu juga pernah menjadi komisaris independen perusahaan itu dari tahun 2001 hingga 2009.

RUPS juga menyetujui pengunduran diri Madan Lal Narula yang sebelumnya menjabat sebagai komisaris sejak 2008.

Selain Kuntoro, dua komisaris baru yang ditunjuk adalah Hendra Kartasasmita dan Patrick McGlinchey. Hendra Kartasasmita telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang consumer goods di kawasan Asia Pasifik dan bekerja di berbagai perusahaan multi nasional.

Sedangkan Patrick McGlinchey terakhir menjabat sebagai Regional General Counsel untuk Holcim East Asia Pacific setelah sebelumnya bertugas di Holcim Australia.

Sementara itu jajaran direksi yang baru bergabung yaitu Francois Goulut. Sebelum bergabung dengan Holcim Indonesia, dia adalah Manufacturing Director di Holcim Vietnam. Ia telah berpengalaman selama lebih dari 24 tahun di berbagai negara dalam manajemen pabrik Holcim.

Selain menyetujui perubahan susunan dewan komisaris dan direksi, RUPS Holcim Indonesia juga menyetujui laporan keuangan tahun 2014 dan penetapan total dividen sebesar Rp65 per lembar saham dengan rasio pembayaran sebesar 75 persen. Sementara dividen interim sebesar Rp34 per lembar saham telah didistribusikan pada Oktober 2014.

Dalam kesempatan itu juga digelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk menyetujui penyesuaian anggaran perusahaan yang dilakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama Holcim Indonesia, Gary Schutz menekankan komitmen perusahaan pada operasional yang berkelanjutan di tengah kenaikan biaya-biaya, persaingan yang semakin ketat, ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan, serta keterlambatan dan lemahnya belanja pembangunan dan proyek infrastruktur.

"Kondisi saat ini mengharuskan kami melakukan langkah-langkah untuk mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien agar dapat mempertahankan laba pada saat permintaan menurun," ungkap Gary.

Ia menyatakan puas dengan perkembangan yang dilakukan untuk memperkuat keberadaan Holcim Indonesia di Sumatera untuk melengkapi keberadaan di Pulau Jawa sebagai pasar terbesar, terutama dengan selesainya Pabrik Tuban I yang sudah mulai beroperasi penuh dan Pabrik Tuban II yang lebih cepat dari jadwal.

Sementara itu ketika mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama (tidak diaudit) pada saat paparan publik, Kepala Pejabat Keuangan (CFO) Holcim Indonesia, Kent Carson, mengungkapkan industri semen secara keseluruhan mengalami tantangan berat dengan kondisi ekonomi yang terus menurun seperti sekarang ini, serta kekosongan stimulus belanja fiskal. Stimulus fiskal itu diharapkan dapat meningkatkan pembangunan infrastruktur dalam waktu dekat.

"Di waktu yang sama, persaingan juga meningkat secara signifikan dengan adanya pemain-pemain baru semen yang patut diperhitungkan, dan telah menyebabkan kelebihan pasokan di tengah lonjakan biaya-biaya," katanya.

Merespon kondisi itu, perusahaan telah mempertimbangkan langkah-langkah untuk menurunkan biaya-biaya tidak tetap dan meningkatkan produktivitas. "Kami telah melakukan beberapa inisiatif di tahun 2015 ini untuk dapat mengoptimalkan operasional perusahaan, serta memastikan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien disertai penurunan biaya untuk mempertahankan laba di tengah pertumbuhan yang melambat ini," ujar Kent Carson.

Menurut dia, langkah-langkah itu juga akan membantu perusahaan agar siap menghadapi masa depan, di saat sektor konstruksi mendapatkan kembali momentumnya dari kegiatan infrastruktur yang sangat dibutuhkan dengan realisasi rencana pembangunan utama pemerintah dan proyek-proyek perumahan dan properti komersil.

PT Holcim Indonesia Tbk (Holcim Indonesia) merupakan perusahaan publik Indonesia yang mayoritas sahamnya (86,35 persen) dimiliki dan dikelola oleh Holcim Group, yang berbasis di Swiss. Produksi semen perusahaan dengan total karyawan lebih dari 65.000 orang dan kapasitas produksi di lebih dari 70 negara itu mencapai lebih dari 211 juta ton semen.

Holcim Indonesia menjalankan usaha yang terintegrasi terdiri atas semen, beton siap pakai dan produksi agregat. Perusahaan mengoperasikan tiga pabrik semen masing-masing di Narogong (Jawa Barat), di Cilacap (Jawa Tengah), Tuban I (Jawa Timur) dan fasilitas penggilingan semen di Ciwandan (Banten) dengan total kapasitas gabungan per tahun 11 juta ton semen dan mempekerjakan lebih dari 2.500 orang. 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015