... stop impor beras serta segera mengusut secara tegas dan tuntas atas permasalahan ini...
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VI DPR, Heri Gunawan, meminta pemerintah menghentikan impor beras apalagi saat ini tengah beredar beras sintetis yang meresahkan masyarakat.

"Saya Heri Gunawan, dari Fraksi Partai Partai Gerindra selaku wakil ketua Komisi VI DPR secara resmi meminta kepada pemerintah untuk stop impor beras serta segera mengusut secara tegas dan tuntas atas permasalahan ini," kata dia, di Gedung DPR, Kamis.

Katanya, pemerintah wajib turun ke pasar-pasar untuk mengecek langsung peredaran beras sintetis.

"Selanjutnya, stop impor beras. Impor beras tentu akan menyebabkan melonjaknya harga beras, hal ini juga dapat mengatasi kemungkinan membludaknya peredaran beras sintetis di masyarakat," katanya
 
Ia menyebutkan, dampak negatif yang diakibatkan beredarnya beras sintetis tentu sangat signifikan, baik bagi pedagang maupun kepada masyarakat.

Misalnya, kata politisi Partai Gerindra itu, menutup toko pedagang penjual beras yang menjual beras plastik. "Padahal sang pedagang mengaku tidak mengetahui tentang jenis beras yang dijualnya," sebut dia.

Selain itu, akibat dari beras sintetis itu adalah penurunan omset para pedagang beras sebesar 30 persen dari biasanya yang terjual sebanyak satu ton lebih perhari.

"Beras sintetis baru bisa diketahui teksturnya jika telah dimasak, sehingga menyebabkan kerugian langsung terhadap masyarakat yang membelinya. ," ujarnya.

Menurut ahli gizi, beras sintetis mengandung bahan zat dioksin yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh bagi yang mengkonsumsinya, seperti gangguan hati, gagal ginjal dan kanker.

"Masyarakat menjadi resah dan takut untuk membeli beras, disebabkan tidak dapat membedakan antara jenis beras asli dan beras plastik. Disini dibutuhkan kepedulian pemerintah secara nyata, atas langkah dan kebijakan serta pengawasan yang sinergis antar instansi guna mengantisipasi rasa resah gelisah di masyarakat," kata dia. 

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015