Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 109 orang dari 542 penumpang dan 63 ABK Kapal Motor (KM) Senopati yang tenggelam di sekitar perairan Pulau Mandalika, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (30/12) dini hari dilaporkan selamat, demikian keterangan Dephub. "Jumlah tersebut terdiri atas 59 korban selamat yang berada di darat, dan 50 orang lainnya yang masih berada di atas sekoci dan rakit penolong," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Perla), Departemen Perhubungan, Soeharto, di Jakarta, Sabtu malam. Ke-59 orang selamat tersebut, 17 orang dievakuasi ke Semarang, dan sisanya berada di Rembang, Jepara. Sedangkan, 30 orang yang berada di sekoci penolong dan 20 orang yang berada di rakit penolong kini telah dievakuasi menggunakan tug boat Semar 8 dan KM Kayu Lapis 6 yang kebetulan melintas di sekitar perairan Pulau Mandilika menuju Semarang. Dengan begitu, lanjut dia, jumlah korban selamat baik yang sudan berada di darat dan laut, tercatat 109 orang, sedangkan sisannya 463 orang masih dalam pencarian. Ia mengatakan, cuaca buruk disertai tinggi gelombang yang mencapai empat hingga lima meter, menyulitkan tim penyelemat baik dari TNI, Polri dan Badan Search and Rescue/SAR Nasional (Basarnas) untuk melakukan evakuasi. "Beberapa kapal baik dari TNI, Polri dan SAR terpaksa harus kembali saat berupaya mendekati lokasi kejadian, karena tingginya gelombang," ujarnya. Oleh karena itu, menurut Soeharto, untuk mengevakuasi korban, maka pihak pelayaran setempat meminta kapal-kapal yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi seperti yang dilakukan tug boat Semar 8 dan KM Kayu Lapis 6. Selain TB Semar 8 dan KM Kayu Lapis 6 pihak Dephub juga mengerahkan, KLN Dali Mas, KLN Maju Prima, KN Alugra, KN Trisula, KN 206, KRI Rimau dan KNP 337. KM Senopati jurusan Kumai (Kalimantan Tengah) - Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Jawa Tengah) tenggelam di sekitar perairan Pulau Mandalika, Kabupaten Jepara, Sabtu dinihari (30/12) sekira pukul 01.00 WIB. Kapal yang dinahkodai Wiratno itu membawa 545 penumpang dan 27 Anak Buah Kapal (ABK), Selain itu, terdapat tujuh truk besar, empat truk kecil, tiga mobil kecil dan satu tronton. Tentang kemungkinan pengalihan rute pelayaran, bagi semua pelayaran yang melalui perairan laut Jawa, Soeharto mengatakan, tidak perlu mengingat Dephub telah memberikan maklumat kepada para nahkoda untuk tidak memberangkatkan kapal jika kondisi cuaca membahayakan pelayaran. "Nahkoda berwenang penuh untuk tidak memberangkatkan kapal, jika kondisi cuaca dianggap membahayakan," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006