Kuwait City (ANTARA News) - Sebagian besar warga Kuwait dilaporkan menyambut baik hukuman mati secara digantung terhadap mantan Presiden Irak, Saddam Hussein, yang pernah menginvasi negara mereka 16 tahun lalu. "Eksekusi Saddam adalah urusan Irak. Setelah dia divonis atas kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Menteri Urusan Sosial dan Perburuhan Kuwait, Sheikh Sabah al-Khaled al-Sabah, dalam pernyataan sebagaimana ditulis kantor berita resmi negeri itu, KUNA, Sabtu (30/12). Ia menimpali, "Kuwait telah banyak menderita akibat perbuatan rejim Saddam." Pejabat Perdana Menteri (PM) Kuwait, Sheikh Jaber al-Mubarak al-Sabah, yang juga menjabat Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri, kepada wartawan mengatakan: "Saddam adalah musuh bagi rakyat Irak, dan negara Islam." Rakyat Kuwait juga menyambut eksekusi tersebut. "Idul Adha kali ini adalah untuk dua perayaan. Saddam telah dieksekusi. Sekarang para syahid Kuwait dapat beristirahat secara tenang," tulis pesan singkat (SMS) yang beredar di telepon seluler warga Kuwait. Kuwait, yang menjadi titik luncur bagi pasukan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkan Saddam Hussein pada Maret 2003, telah menuntut hukuman mati atas kejahatan Saddam dalam pendudukan tahun 1990-1991. Lebih dari seribu warga Kuwait tewas serta beberapa ribu lainnya luka saat Irak melakukan pendudukan. Sekira 600 warga Kuwait dan warga negara lainnya dijadikan tahanan dan diduga telah tewas, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006