Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Selasa pagi, menguat tajam menjadi 8.940/8.950 atau mengalami kenaikan sebanyak 50 poin dibandingkan penutupan akhir pekan lalu pada 8.994/9.000. Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan menguatnya rupiah pada hari pertama perdagangan 2007 karena pelaku pasar masih membeli rupiah, yang didukung oleh menguat euro terhadap dolar AS. Euro menguat terhadap dolar, karena Bank Sentral Eropa menurut rencana akan menaikkan suku bunganya, katanya. Euro terhadap dolar AS naik menjadi 1,3233 dari sebelumnya 1,3196, meski sejumlah pasar uang Asia, seperti Jepang, Amerika, Singapura, dan Malaysia tutup menyambut hari libur Tahun Baru. Kenaikan rupiah itu, menurut Farial, juga didukung oleh membaiknya pasar saham Asia seperti di Australia indeks SP/ASX 200 naik 0,37 persen, Indeks Taiex, Taiwan naik 0,45 persen, dan indeks Kospi, Korea Selatan naik 0,05 persen. Sentimen positif pasar seperti ini memicu rupiah naik tajam menjauhi level 9.000 per dolar AS, katanya. Farial Anwar mengatakan aktifitas perdagangan masih belum ramai, karena sebagian besar pelaku masih menikmati liburan Tahun Baru. Namun kenaikan rupiah yang terus terjadi ini harus diwaspadai, karena dikhawatirkan mata uang lokal itu akan kembali terpuruk hingga jauh di atas level 9.000 per dolar AS, katanya. Rupiah, lanjutnya, sepanjang pekan ini diperkirakan akan masih menguat, karena pasar positif terus mendukung pergerakan mata uang lokal itu. Namun rupiah sulit diprediksi dalam jangka panjang. Mata uang itu bisa juga menjadi `anomali` bergerak naik atau turun tanpa isu," katanya. Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh membaiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang saat ini sudah diatas level 1.800 yang diperkirakan pada triwulan pertama 2007 akan bisa mencapai level 2.000. (*)

Copyright © ANTARA 2007