Jadi biaya haji itu untuk komponen tiket pesawat, pemondokan, dan living cost yang dikembalikan ke jemaah
Jakarta (ANTARANews) - Berbeda dengan penyelenggaraan haji tahun-tahun sebelumnya, tahun ini jemaah haji reguler akan mendapatkan makan siang selama lima belas hari keberadaan mereka di Makkah, tanpa menghapus biaya hidup (living cost) yang diberikan ke jemaah.

"Kebijakan baru itu tidak mengubah jatah living cost (biaya hidup) jemaah," kata Dirjen Penyelengara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil, usai memberikan pembekalan kepada 806 calon petugas Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji 2015, di Jakarta, Jumat. Sebanyak 155.200 orang jamaah haji reguler tersebut, lanjut dia, akan mendapat makan siang sebanyak 15 kali, tanpa mengurangi jatah biaya hidup sebesar 1.500 riyal per jamaah.

Ia mengatakan sejauh ini Kemenag telah menjajaki kerja sama pengadaan katering dan melakukan negosiasi harga agar jemaah mendapat pasokan makanan tepat waktu dan berkualitas.

Sejak tahun lalu, Kementerian Agama sebagai penyelenggara haji telah memasukan persyaratan adanya juru masak utama dari Indonesia pada perusahaan katering di Arab Saudi agar rasa masakan sesuai dengan selera jamaah Indonesia. Ia juga mengatakan pemberian makanan termasuk terobosan baru. Memberi makan siang di Makkah dan dua kali makan di Madinah, dibiayai oleh dana manfaat dari simpanan jemaah.

"Jadi biaya haji itu untuk komponen tiket pesawat, pemondokan, dan living cost yang dikembalikan ke jemaah," ujarnya. Terobosan baru lainnya yang dilakukan Kemenag pada penyelenggaraan haji tahun ini adalah, gelombang pertama sebanyak 192 kloter akan langsung mendarat di Madinah.

"Itu mengurangi keletihan dan kemungkinan jemaah sakit," katanya. Tahun sebelumnya, gelombang pertama mendarat di Jeddah dan melakukan perjalanan darat dengan bus ke Madinah yang memakan waktu 7-8 jam.

Selain itu, permukiman selama di Makkah juga terkonsentrasi pada enam wilayah (Aziziyah, Raudah, Syisyah, Misfalah, Jarwal, dan Mahbas Jin) dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 11 wilayah. "Ini akan memudahkan pelayanan transportasi untuk jemaah yang tinggalnya di atas dua kilometer dari Masjidil Haram," katanya.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015