Ponorogo (ANTARA News) - Lokalisasi Kedung Banteng yang terletak di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur resmi ditutup oleh Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa di Ponorogo, Senin.

"Penutupan lokalisasi Kedung Banteng ini sebenarnya target 2014 lalu, namun secara resmi baru bisa dilakukan tahun ini," kata Khofifah saat menyampaikan pidato sambutan dalam deklarasi penutupan Lokalisasi Kedung Banteng, Ponorogo.

Dalam penutupan tersebut, Mensos secara simbolis menyerahkan bantuan kepada sejumlah pekerja seks komersil (PSK) yang selama ini menghuni lokalisasi Kedung Banteng.

Total bantuan yang diberikan Rp888,8 juta untuk modal usaha baru serta kompensasi pemulangan 176 PSK.

Khofifah mengatakan, bantuan atau anggaran yang digelontorkan dari Kementrian Sosial hanya untuk para PSK. Sementara untuk para mucikari, beban kompensasi penutupan lokalisasi diserahkan ke pemerintah daerah setempat.

Mensos menggelontorkan dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang diberikan kepada eks-PSK sebanyak Rp3 juta per orang, untuk dipergunakan sebagai modal usaha.

"Kemudian ada juga program JADU (Jaminan Hidup), yaitu bantuan hidup mereka selama tiga bulan sebesar Rp20 ribu kali 90 hari sehingga total yang diterimakan ke masing-masing PSK sebesar Rp1,8 juta dan masih ada bantuan uang transport kepulangan dari lokalisasi," terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bakorwil Madiun Gatot Hendro mengungkapkan, di Jatim tercatat ada sebanyak 7.793 wanita pekerja seks dan 47 lokalisasi dan hampir kesemuanya sudah dilakukan penutupan.

"Untuk penutupan lokalisasi yang ada di Ponorogo adalah yang ke 46 dan tinggal satu lagi lokalisasi yang belum ditutup di Jawa Timur, yaitu yang ada di kota Mojokerto.

Sementara, Kepala Dinsosnakretrans Ponorogo Sumani mengatakan, langkah penutupan lokalisasi yang menjadi agenda kebijakan Pemprov Jatim itu dilakukan sebagai salah satu upaya menciptakan kondisi dinamis masyarakat agamis karena prostitusi merupakan penyakit masyarakat terkait mental dan kemiskinan.

"Didalam langkah penutupan ini sebelumnya kami sudah melakukan langkah sosialisasi. Nantinya kami juga akan melakukan pembinaan kepada para mantan PSK maupun mucikari yang berasal dari kota Ponorogo. Kalau untuk yang berasal dari luar kota, mereka akan dipulangkan dan diserahkan kepada daerah tempat PSK berasal," terangnya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015