Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 34 poin menjadi Rp13.281 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.315 per dolar AS.

"Dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang di perdagangan Asia, termask rupiah menyusul data keyakinan konsumen Amerika Serikat terhadap perekonomian turun pada Juni," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

Di tengah situasi itu, lanjut dia, peluang mata uang rupiah untuk bergerak di area positif pada hari in (11/6) cukup terbuka walaupun tidak akan terlalu signifikan di tengah permintaan dolar AS yang masih cukup kuat pada Juni ini.

Ia menambahkan bahwa penguatan mata uang rupiah juga seiring dengan harapan positif dari membaiknya data Tiongkok, kondisi itu bisa menambah tekanan dolar AS di perdagangan Asia. Pagi ini ditunggu data penjualan ritel serta produksi industri Tiongkok yang diperkirakan membaik.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa laju rupiah juga tertolong oleh penguatan mata uang yen yang secara tidak terduga mengalami lonjakan menyusul respon bank sentral Jepang (BoJ) yang menjaga nilai tukarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, laju mata uang euro juga sedang menguat seiring dengan spekulasi akan adanya solusi penyelesaian utang Yunani pasca pemerintahan Yunani enyampaikan proposal baru kepada para krediturnya.

"Dengan memanfaatkan penguatan mata uang lainnya, sebagian investor mengambil kesempatan untuk mengakumulasi rupiah sehingga mata uang domestik dapat melanjutkan penguatannya," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan mata uang rupiah sifatnya masih jangka pendek maka tetap mewaspadai jika terdapat potensi pembalikan arah koreksi. ***3***



Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015