Semarang (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta semua lapisan masyarakat dari berbagai agama untuk saling menghormati serta menjunjung tinggi toleransi selama bulan suci Ramadhan guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Menghormati itu tindakan yang baik dan lebih mulia dibandingkan dengan dihormati, tentu semua masyarakat harus sadar betul bahwa di bulan Ramadhan ini banyak umat Islam yang menjalani puasa, tapi juga harus dipahami bahwa ada sebagian saudara kita yang sedang tidak berpuasa," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut disampaikan Menag di sela pelaksanaan acara "Halaqah Pengembangan Leadership Pimpinan Pondok Pesantren" yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Menurut Menag, masyarakat yang tidak menjalankan ibadah puasa itu bisa karena keyakinan agamanya tidak mewajibkan untuk berpuasa atau kondisi yang bersangkutan tidak berpuasa karena sedang melakukan perjalanan jauh sebagai musafir atau sedang menstruasi, hamil, dan menyusui.

"Selain menghormati yang sedang berpuasa, kita sebaiknya juga menghormati hak-hak mereka yang tidak sedang berpuasa, jadi dua-duanya harus saling menghormati," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan itu.

Menag berpendapat bahwa sebagai umat muslim yang baik tentu tidak akan memaksa pihak lain untuk menghormati dirinya karena menghormati itu harus diikuti atas kesadaran dari yang bersangkutan.

"Jadi kalau kita tidak dihormati tentu kita tidak lalu harus memaksa orang lain untuk menghormati kita sehingga cara-cara kekerasan sebaiknya dihindari karena bentuk penghormatan harus murni, tulus, dan ikhlas dari masing-masing diri kita," katanya.

Terkait dengan bulan suci Ramadhan 1436 Hijriah, Menag mengatakan bahwa jajaran Kementerian Agama bersama ulama, kiai, tokoh ormas Islam, dan pakar astronomi akan melakukan sidang isbat pada Selasa (16/6) petang untuk menentukan awal puasa.

"Ada kemungkinan yaitu hilal terlihat pada saat itu atau tidak, kalau bisa dilihat maka besok diputuskan akan memasuki 1 Ramadhan, tapi kalau tidak bisa dilihat maka Syaban akan disempurnakan menjadi 30 hari sehingga puasa baru akan dimulai pada 18 Juni 2015," ujarnya.

Pewarta: Wisnu Adhi N.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015