Saya sangat menjamin bahwa tuduhan tersebut sepenuhnya tidak benar. Siapa pun silakan temui saya. Saya seribu persen siap bertanggung jawab jika hal itu terjadi."
Jakarta (ANTARA News) - Pelatih timnas sepak bola U-23 Aji Santoso mengatakan siap bertanggung jawab apabila terjadi pengaturan skor yang dituduhkan kepada timnas U-23 saat berlaga di ajang SEA Games 2015 Singapura.

"Saya sangat menjamin bahwa tuduhan tersebut sepenuhnya tidak benar. Siapa pun silakan temui saya. Saya seribu persen siap bertanggung jawab jika hal itu terjadi," kata Aji seperti dilansir tim media PSSI di Jakarta, Selasa.

Pelatih asal Malang itu meminta masyarakat menghargai perjuangan timnas yang sudah berusaha mati-matian di lapangan.

"Kasihan dong para pemain yang sudah susah payah bertanding tetapi masih saja dituduh yang tidak-tidak seperti itu," katanya.

Kekalahan timnas U-23, menurut Aji lebih kepada faktor teknis, yaitu persiapan tim.

"Persiapan timnas hanya 20 hari sedangkan persiapan Thailand enam bulan di Australia. Jangan bandingkan dengan kita," kata mantan pemain timnas era 90-an itu.

Menurutnya, selama berada di Singapura pun seluruh pemain selalu pergi dan ke luar bersama-sama, jadi tidak mungkin mereka ditemui orang asing secara sendiri-sendiri.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Erwin Dwi Budiawan bahwa dirinya yakin tidak ada orang timnas yang terlibat.

"Saya kenal semua mereka. Saya sangat yakin tidak ada yang begitu. Bukti rekamannya saya nilai sangat kurang meyakinkan. Saya tentu lebih sangat percaya dengan orang-orang di timnas yang saya yakini sudah berjuang sebaik-baiknya di SEA Games kemarin," tuturnya.

Sebelumnya, dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia di ajang nasional dan internasional dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh seseorang berinisial BS yang mengaku sebagai pelaku "match fixing".

"Dia (BS) dapat 30 sampai 35 juta rupiah tiap pertandingan, itu yang buat dia sendiri," kata tim advokasi dari LBH Pers Asep Komarudin di Jakarta, Selasa.

BS yang didampingi oleh sejumlah lembaga bantuan hukum tersebut melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri tentang adanya tindak pidana penyuapan di beberapa kasus persepakbolaan Indonesia dalam kurun tahun 2000 hingga 2015.

Dalam laporan polisi yang dibuat pukul 15.00 WIB Rabu 16 Juni 2015 itu disebutkan penyuapan periode 2000-2010 menggunakan dana APBD. Sedangkan dana penyuapan periode 2010-2015 berasal dari investor Malaysia berinisial DAS.

BS melaporkan manajer klub, pemain, dan beberapa pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diduga melakukan pengaturan skor.

BS yang mengaku turut terlibat juga bersedia dikenakan tindak pidana oleh kepolisian karena sebagai salah satu pelaku yang melakukan pengaturan skor.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015