Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog dalam anweizing atau penjelasan tender, di Jakarta, Jumat, menyepakati permintaan para peserta agar pembayaran pengadaan beras impor dibayarkan 100 persen kepada pemenang tender setelah dilakukan pemuatan beras ke kapal pengangkut. "Kita menerima permintaan para peserta yang hadir pada anweizing tadi yakni pembayaran akan dilakukan secara penuh 100 persen setelah beras dimuat di kapal," kata Ketua Panitia Tender Impor Beras Bulog, Agusdin Fariedh usai penjelasan tender kepada 16 peserta tender di kantor Bulog. Agusdin mengatakan hal itu disetujui berdasarkan dari pengalaman pada impor beras sebelumnya di mana tidak ada masalah pembayaran yang berarti sehingga Bulog menyetujui pembayaran secara penuh. "Perbedaannya dengan saat ini kalau dulu kan dibayarkan dulu sebesar 80 persen setelah beras dimuat, kemudian sisanya dibayarkan setelah beras dibongkar dan diperiksa oleh Bulog," katanya. Hal lain yang disepakati, kata Agusdin, adalah beras tetap akan didatangkan dari Vietnam dan Thailand mengingat pengalaman Bulog selama ini cita rasa beras dari kedua negara itu lebih cocok bagi orang Indonesia. "Namun tetap masalah beras yang diminta hanya dengan beras kualitas broken (patah) 15 persen," katanya. Agusdin lebih lanjut mengatakan, Bulog telah menghimbau kepada para peserta tender agar lebih memprioritaskan penggunaan kapal Indonesia yang telah siap sebagai alat transpotasinya. "Dan mereka setuju tentang hal itu dengan catatan harga yang ditawarkan sama dengan harga internasional atau bahkan kalau bisa lebih murah," katanya. Menyoal tentang informasi adanya larangan dari pemerintah Vietnam untuk melakukan ekpor beras ke negara lain, Agusdin mengungkapkan sudah tidak ada lagi pelarangan itu. Agusdin mengatakan berdasarkan keterangan dari dua peserta tender dari Vietnam yakni Tienggiang Food Company dan Vietnam Southern Food Corporation, pemerintah Vietnam telah membuka diri khusus untuk perusahaan dari Indonesia sesuai dengan solidaritas ASEAN. "Kita sempat meminta jawaban dari mereka mengenai pelarangan itu, dan mereka bilang ke forum tadi pemerintahnya sudah mengijinkan hal itu. Jadi perusahaan-perusahaan Indonesia dipersilahkan berhubungan dengan perusahaan Vietnam kalau memang ada kerjasamanya," katanya. Agusdin juga mengatakan, di acara penjelasan tender itu, muncul pula permintaan di mana perusahaan lokal yang belum memiliki pengalaman dalam impor beras bisa bekerja sama dengan perusahaan internasional yang sudah memiliki pengalaman. Ditanya soal perkiraan harga beras, Agusdin mengatakan, berdasarkan informasi dari para peserta tender, harga beras pada Januari 2007 akan lebih tinggi dibandingkan pada impor beras September 2006 lalu. Hal itu disebabkan pada saat yang sama negara lain seperti Philipina juga sedang melaksanakan proses tender impor beras di negaranya. Saat ini, kata Agusdin, harga beras internasional di negara asal muat barang (FOB) Vietnam dan Thailand berada pada kisaran 290-295 dolar AS per ton. "Jadi ada kenaikan harga beras (FOB) sekitar 5-10 dolar AS per ton dari FOB tender impor sebelumnya yakni 285 dolar AS per ton," demikian kata Agusdin.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007