Surabaya (ANTARA News) - Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla. menegaskan kembali bahwa tidak ada diskriminasi terhadap pencarian korban bencana tenggelamnya KM Senopati Nusantara dibanding pesawat Adam Air, karena pemerintah memprioritaskan semuanya. "Tidak benar itu. Pemerintah tak lakukan diskriminasi, operasi ini lebih banyak. Tim ini melibatkan 16 kapal," kata Wapres usai menjenguk nahkoda kapal Kapal Motor (KM) Senopati Nusantara, yang kapalnya tenggelam di Laut Jawa sekitar Pulau Mandalika (Jawa Tengah), di RS TNI-AL Surabaya, Sabtu. Pemerintah, dalam hal ini dikoordinasikan bersama Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI dan lembaga terkait telah melihatkan 19 kapal, enam helikopter, dan pesawat CN 235, Nomad dan Cassa. "Jadi, tidak benar kalau dikatakan pemerintah melakukan diskriminasi dalam pencarian korban KM Senopati dan Adam Air," kata Wapres, yang didampingi Panglima Armada TI Kawasan Timur (Pangarmatim), Laksamana Muda TNI Moeklas. Banyaknya kapal yang dikerahkan dalam pencarian korban KM Senopati ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam usaha penyelamatan korban, namun demikian Wapres menegaskan pula bahwa pemerintah memprioritaskan semua proses pencarian korban musibah kecelakaan angkutan umum, baik di laut maupun udara. "Mungkin ini karena media massa lebih mementingkan pemberitaan kecelakaan udara daripada kecelakaan laut. Begitu juga media lebih mementingkan kecelakaan laut dibanding kecelakaan di darat," kata Wapres. Selain itu, Wapres mengemukakan bahwa kondisi kesehatan fisik Wiratno, nahkoda KM Senopati Nusantara, dalam keadaan sehat, namun secara mental mungkin masih terguncang. "Secara fisik oke, tetapi secara mental mungkin belum stabil, karena sebagai manusia biasa yang bertanggung jawab terhadap keselamatan ratusan orang," ujar Wapres Kalla. Wapres menambahkan, tidak melakukan pembicaraan mengenai kronologi tenggelamnya KM Senopati Nusantara kepada Wiratno lantaran yang bersangkutan masih beristirahat. Sementara itu, Pangarmatim mengemukakan bahwa dari 19 kapal yang dikerahkan untuk mencari korban KM Senopati Nusantara, ada sembilan diantaranya adalah kapal perang TNI-Al (KRI). Sampai tanggal 5 Januari 2007, operasi kemanusiaan tersebut menyelamatkan korban 241 orang dengan perincian 233 orang selamat, dan delapan tewas. Dengan demikian, sesuai catatan jumlah penumpang sampai saat ini masih terdapat 367 orang belum diketemukan. Menurut Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla), Harijogi, pada saat kejadian KM Senopati Nusantara mengangkut 628 orang terdiri 542 penumpang dan 57 Anak Buah Kapal (ABK). Hingga saat ini operasi kemanusiaan ini masih terus dilakukan, bahkan difokuskan hingga sekitar perairan Bali lantaran arus ombak membuat korban KM Senopati Nusantara terombang-ambing jauh dari perairan Jawa Tengah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007