Manado (ANTARA News) - Kementerian Pertanian terus membantu meningkatkan mutu pala nasional mulai dari hulu hingga hilir agar mampu bersaing di pasar internasional terutama Uni Eropa.

"Bantuan teknis dan pengetanguan pascapanen sangat penting dan sudah menjadi komitmen kita untuk terus membantu mereka," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap kepada pers di Manado, Jumat.

Dia berada di Sulawesi Utara untuk meninjau perkebunan serta eksportir pala di provinsi itu yang selama ini produknya diekspor ke Uni Eropa (UE).

Menurut Yusni, Indonesia selama ini dikenal sebagai pemasok utama pala ke UE yang jumlahnya bisa mencapai lebih 50 persen dari total impor di kawasan itu.

Namun demikian, tambahnya, peluang ekspor tersebut bukan berarti tak ada hambatan, mengingat saat ini pala Indonesia yang akan masuk ke UE ada yang mengandung jamur aflatoksin yang bisa membahayakan manusia.

"Oleh sebab itu Kementan menilai perlu memberikan bantuan teknis kepada semua pihak agar pala nasional tak terus menerus ditolak pasar UE," katanya.

Berdasarkan data dari Rapid System Alert System on Food and Feed (RASF), sejak 2009-2012 Indonesia telah menerima 21 notifikasi terkait kandungan aflatoksin untuk pala ke UE.

Yusni menegaskan adanya notifikasi tersebut hendaknya menjadi perhatian serius bagi pemangku kepentingan agar pala Indonesia tak selalu mendapat hambatan.

"Apalagi sejumlah negara pesaing seperti Granada juga terus berupaya meningkatkan ekspor pala ke UE. Hal ini harus kita waspadai bersama," katanya.

Selain bantuan dari Kementan, EU Food and Veterinary Office juga telah melakukan inspeksi ke Indonesia untuk memverifikasi sistem pengawasan keamanan pangan.

Indonesia adalah produsen dan eksportir pala terkemuka dunia dengan penguasaan pangsa sekitar 75 persen global.

Indonesia juga merupakan pemasok paling penting di UE, mengisi 80 persen dari total impor kawasan itu.

Kurang lebih 75 persen dari total ekspor pala Indonesia berasal dari Sulawesi Utara, termasuk Kabupaten Sitaro, yang terkenal dengan nama Pala Siau.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015