London (ANTARA News) - Serena Williams tengah berusaha membalas kekalahan dari Garbine Muguruza pada final Wimbledon hari ini. Dia pernah kalah memalukan 2-6, 2-6 dari Muguruza pada babak kedua Prancis Terbuka tahun lalu.

Kekalahan itu memaksanya mereevaluasi pertandingan dan hasilnya petenis Amerika Serikat berusia 33 tahun ini pun bangkit untuk perkasa kembali dengan memenangkan tiga dari empat gelar turnamen Grand Slam.

Dia berkesempatan menuntaskan balas dendamnya dalam pertemuan kedua dengan Muguruza setelah di Roland Garros itu.

"Kekalahan itu membuka mata saya. Ada kekalahan yang membuat Anda marah, dan ada kekalahan yang membuat Anda belajar. Kekalahan itu saya kira membuat saya belajar untuk waktu lama," kata Serena seperti dikutip AFP.

"Saya menjadi jauh lebih baik sejak kekalahan itu. Itu sungguh pengalaman yang membuat saya berkata, 'Oke Serena, kamu ingin menjadi yang terbaik, kamu harus melakukan dan meningkatkan sesuatu'."

Memenangkan gelar juara Wimbledon keenam kalinya dan ke-25 kali dalam turnamen besar sepanjang karirnya tidak akan cukup bagi Williams yang mencatat final Grand Slam ke-25 kalinya.

Setelah menghancurkan Maria Sharapova untuk melangkah ke final Wimbledon kedelapan kalinya, Serena yang bercatatan 38-1 sepanjang 2015, tinggal satu kemenangan untuk merebut empat gelar trofi Grand Slam, prestasi yang akan sama dengan pencapaiannya pada 2002-2003.

Kemenangan atas finalis kejutan Muguruza akan membuatnya menjadi perempuan pertama yang menyandingkan Prancis Terbuka dan Wimbledon sejak dia menyandingkannya pada 2002.

Dengan mengangkat trofi Venus Rosewater Dish untuk pertama kali sejak 2012 akan membuat Serena tinggal mempertahankan gelar juara AS Terbuka nanti guna menjadi perempuan pertama sejak Steffi Graf pada 1988 yang mencatat kalender Grand Slam (merebut empat gelar Grand Slam dalam tahun yang sama).

Williams sangat difavoritkan mengalahkan Muguruza yang adalah debutan final Grand Slam yang hanya satu kali juara level tour, padahal Serena sudah 67 kali melakukannya.

Muguruza yang berperingkat 20 dunia menang tiga set dari petenis Polandia unggulan 13 Agnieszka Radwanska pada semifinal sehingga menjadi perempuan Spanyol pertama yang mencapai final Wimbledon sejak Arantxa Sanchez-Vicario melakukannya pada 1996, sedangkan Conchita Martinez menjadi wanita Spanyol terakhir yang merebut gelar juara Wimbledon pada 1994.

Muguruza, kelahiran Venezuela dan dibesarkan di Barcelona, berkata bahwa mengalahkan Serena di Paris dan bermain tiga set pada Australia Terbuka tahun ini, menjadi bukti dia tak punya alasan untuk takut pada petenis Amerika itu.

"Roland Garros akan banyak membantu saya karena setiap kali saya bermain pada pertandingan-pertandingan penting, Anda merasa, 'Oke, saya pernah di tingkat ini sebelumnya. Saya tahu apa yang harus saya lakukan'," kata petenis berusia 21 tahun ini.

"Menghadapi Serena pada final Wimbledon adalah pertandingan tersulit yang Anda hadapi. Tapi jika Anda ingin memenangi Grand Slam, yang Anda mimpikan, Anda bilang, saya ingin (mengalahkan) Serena di final," tutupnya seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015