Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, kuota haji Indonesia akan kembali normal pada penyelenggaraan ibadah haji 1437H/2016M, karena Raja dan jajaran Pemerintah Arab Saudi berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan perluasan Masjidil Haram sebelum musim haji tahun depan.

Penegasan ini disampaikan Menag usai melakukan pertemuan dengan Menteri Haji Arab Saudi Bandar Muhammad Hajar di Jeddah, Senin (13/7). Menurut Menag, meski saat itu sudah memasuki liburan jelang Idul Fitri, Menteri Haji tetap melayani para tamu dengan ramah di kantornya.

“Saya mendapati komitmen yang amat kuat bahwa Raja dan seluruh jajaran Pemerintah Arab Saudi bertekad tuntaskan pembangunan perluasan Masjidil Haram sebelum Musim Haji 2016. Kuota Haji 2016 akan dikembalikan normal,” kata Menag seperti dikutip laman kemenag.go.id, Selasa.

Menag bertolak ke Arab Saudi pada Sabtu (11/7) untuk melakukan sejumlah pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait dengan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1436H/2015M di Jeddah, Makkah, dan Madinah, antara lain dengan Muassasah Asia Tenggara dan Menteri Haji Arab Saudi. Ikut mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Irjen Kemenag M. Jasin, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, dan jajaran Staf Teknik Urusan Haji (TUH) Indonesia yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.

“Tempat tawaf yang saat ini hanya mampu menampung 48 ribu jemaah per-jam, tahun depan akan menjadi 150 ribu jemaah per-jam. Perluasan itu demi untuk kenyamanan jemaah,” jelas Menag.

Kuota normal jemaah haji Indonesia berjumlah 211.000 orang, terdiri atas 194.000 kuota jemaah haji reguler dan 17.000 kuota jemaah haji khusus. Karena ada kebijakan pemotongan kuota sebesar 20% untuk seluruh negara pengirim jamaah haji, sejak 2013 kuota haji Indonesia menjadi 168.800, terdiri atas 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.

Sehubungan dengan selesainya perluasan Masjidil Haram, kuota jemaah haji Indonesia akan kembali menjadi 211.000 pada musim haji 2016.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015