London (ANTARA News) - Layanan darurat dengan helikopter di daerah tertimpa gempa di Nepal kemunginan dihentikan dalam beberapa pekan mendatang karena kekurangan dana.

Penghentian itu akan menyebabkan 150.000 korban gempa di pengungsian kemungkinan tidak mendapat bantuan pangan dan minuman saat menghadapi musim hujan, kata PBB, Senin.

Musim hujan tahunan dan tanah longsor dapat memutus jalur ke tempat terpencil, yang dua kali dilanda gempa pada April dan Mei, sehingga helikopter sangat diperlukan untuk menjangkau korban, kata Layanan Kemanusiaan Melalui Udara PBB (UNHAS).

Gempa bumi tersebut merenggut 8.900 korban jiwa dan mencederai lebih dari 22.000 orang serta memaksa puluhan ribu orang lain mengungsi.

"Kami telah menunda permintaan pengiriman 650 metrik ton bantuan darurat dan permintaan-permintaan baru untuk mengirim barang-barang setiap hari berdatangan," kata Edmondo Perrone, koordinator logistik UNHAS.

"Sekitar 35 organisasi menunggu angkutan yang sangat diperlukan saat ini," tambahnya.

Dinas Helikopter PBB menerima hanya separuh dari 18 juta dolar yang diperlukan untuk mengoperasikan kegiatan mereka hingga akhir Oktober, dan bila kebutuhannya tidak terpenuhi dengan segera maka pengiriman bantuan akan dihentikan pada akhir Agustus, kata UNHAS.

Layanan yang dikelola oleh Program Pangan Dunia telah menerbangkan 2.600 pekerja bantuan dan 1.450 metrik ton pasokan di seluruh Nepal dan mengirimkan bantuan ke 139 pelosok yang tidak dapat dijangkau jalan darat.

Sekitar tiga juta penyintas atau 10 persen dari penduduk di negara Himalaya yang bergunung-gunung dan sulit dijangkau, memerlukan tempat tinggal, makanan dan pelayanan kesehatan dasar, demikian laporan dari PBB.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015