Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sempat menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir membutuhkan banyak sekali tenaga kerja terlatih yang siap pakai antara lain untuk keperluan pengembangan dan perluasan lahan serta kaderisasi dan regenerasi SDM.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, sebagian dari perusahaan-perusahaan perkebunan itu mengandalkan kampus Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE), kata Wasekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia GAPKI) Tjokro Putro Wibowo dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.

Politeknik tersebut telah menghasilkan ratusan alumni setiap tahun, namun kenyataannya jumlah kebutuhan riil di lapangan sangat besar atau ribuan setiap tahunnya.

"Kita membutuhkan 5.000 sampai 6.000 tenaga kerja di sektor kelapa sawit di seluruh Indonesia setiap tahun, untuk mengisi berbagai posisi dimulai dari manajerial tingkat pertama," kata Tjokro.

Menurutnya, posisi dimaksud dimulai dari manager kebun, manager pabrik, asisten kepala, kepala tata usaha, asisten kebun, asisten pabrik, asisten traksi, pengukuran dan alat berat, asisten hama dan penyakit, mandor kebun, krani dan lainnya.

Dikatakan, sektor kelapa sawit membutuhkan SDM terdidik dan terampil dalam pengelolaannya, apalagi mengingat kebutuhan regenerasi SDM kelapa sawit di Indonesia amat besar dikarenakan perkebunan kelapa sawit telah dimulai sejak jaman pra-kemerdekaan 100 tahun yang lalu.

Menariknya, kata dia, aspek sustainability serta lingkungan hidup menjadi aspek penting yang juga diperhatikan oleh kampus ini dalam mencetak tenaga kerja siap pakai.

Triyanto, HR Manager di PT Mulia Inti Perkasa, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur menyampaikan perusahaannya sejak menjalankan usahanya sangat menyadari bahwa usaha perkebunan kelapa sawit adalah usaha jangka panjang yang senantiasa membutuhkan SDM yang kompeten, berkesinambungan dan sekaligus harus mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat di wilayah operasionalnya.

Sementara itu, Direktur Politeknik Kepala Sawit CWE Stephanus Nugroho Kristono mengatakan, untuk tahun ini Politeknik CWE hanya akan menerima maksimal 300 orang mahasiswa baru. Pendaftaran terbuka bagi siswa yang sudah lulus SMA atau sederajat hingga Agustus 2015.

Saat ini, menurutnya, mahasiswa yang kuliah di kampus ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Aceh, Papua Barat, Sumut, Riau, Bengkulu, Lampung, Sumsel, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulsel, Sulteng, Sulbar, dan Maluku.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015