New York (ANTARA News) - Samsung Electronics Co Ltd memperkenalkan phablet Galaxy Note terbaru dan versi lebih besar dari ponsel pintar berlayar lengkung mereka S6 edge pada Kamis di New York sebagai upaya pabrikan Korea Selatan itu mencari momentum kebangkitan divisi bisnis perangkat telekomunikasi personalnya.

Samsung merupakan pemimpin pasar ponsel pintar dunia, namun pangsa pasar mereka berkurang di kwartal II 2015 sesaat setwlah meluncurkan model S6 yang banyak dipuji namun terhimpit oleh serangan produk Apple Inc iPhone yang kian naik kelas serta bantingan harga dari para pesaing asal Tiongkok seperti Huawei Techonologies Co Ltd.

Pabrikan itu kemudian merespon dengan pengurangan harga untuk S6 dan memajukan jadwal peluncuran Note dari biasanya di kisaran September, demi mencuri start atas pengenalan iPhone terbaru yang dijadwalkan September.

‎ Peluncuran dilakukan di Hall Alice Tully, Lincoln Center, New York, dengan dihadiri sekira lebih dari 1.000 orang.

Samsung melakukan sejumlah perubahan dari segi piranti keras di produk terbaru mereka, termasuk menyematkan mesin prosesor lebih cepat untuk Galaxy Note 5 dan menambah ukuran layar S6 edge+ dari 5,1 inci menjadi 5,7 inci.

"Setiap versi baru pasti lebih populer dibandingkan versi sebelumnya," demikian kata Wakil Presiden Strategi dan Pemasaran Produk Samsung Electronics America, Justin Denison, memperlihatkan betapa perusahaan menaruh harapan besar terhadap produk terbaru mereka.

Kedua model yang sama-sama diperkuat oleh chip Samsung Exynos itu akan mulai dijual pada 21 Agustus 2015 di Amerika Serikat dan Kanada, lewat empat penyedia layanan telekomunikasi utama yakni AT&T, Verizon, T-Mobile dan Sprint.

Peluncuran itu tak selalu disambut positif, termasuk salah satu pengamat yang kurang meyakini hal itu dapat mendorong kiprah Samsung di pasar ponsel pintar.

"Sulit untuk mereka merebut kembali pangsa pasar dari Apple," karena ponsel itu tidak terlalu berbeda dari sebelumnya, demikian dikatakan Pemred Lab Reviews, Jonathan Roubini.

"Ponselnya mungkin terlihat keren, namun anda tidak bisa mengganti baterainya, tidak juga saat anda ingin menambah daya tampung memorinya," ujar Roubini menambahkan, sembari mengatakan hal itu bisa menimbulkan frustrasi bagi pengguna Android.

Saham Samsung ditutup dengan nilai 1.140.000 won pada Kamis, atau mengalami penurunan 1,21 persen.

Samsung juga mengumumkan bakal memperkenalkan layanan pembayaran mobile mereka, Samsung Pay, pada 20 Agustus 2015 di Korsel kemudian disusul di AS pada 28 September 2015.

Samsung Pay bakal memberikan keleluasaan pengguna agar perangkat mengirim sinyal ke pembaca garis magnetik kartu pembayaran, dan memberi pilihan lebih banyak toko dibandingkan layanan serupa milik Apple, Apple Pay, yang mengharuskan penjual menyematkan sejumlah perangkat terlebih dahulu.

Layanan tersebut, rencananya akan dikembangkan Samsung hingga meliputi Inggris, Spanyol dan Tiongkok, demikian Reuters.‎

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015