Kegiatan tanpa pamrih berubah menjadi pertumpahan darah tanpa belas kasih
PBB, New York (ANTARA News) - Sebanyak 1,8 juta anak di Yaman diperkirakan menderita kekurangan gizi sampai akhir tahun ini, kata Dana Anak PBB (UNICEF).

Anthony Lake, Direktur Eksekutif UNICEF, menyiarkan data itu dalam satu pernyataan pekan ini. Ia menyampaikan keprihatinannya mengenai situasi kemanusiaan saat ini di Yaman, terutama tantangan yang dihadapi anak-anak.

UNICEF memperkirakan pendidikan lebih dari 1,8 juta anak telah terganggu oleh penutupan sekolah dan lebih dari 20 juta orang berjuang untuk memperoleh air yang aman dan kebersihan yang mereka perlukan, kata Lake.

"Tak ada bangsa, tak ada masyarakat yang mau kehilangan anak-anak mereka akibat konflik --baik akibat serangan langsung, akibat kekurangan gizi, akibat penyakit, akibat kekurangan pendidikan, atau akibat dari kengerian yang mereka saksikan," katanya.

Selain itu, Lake mengutuk serangan udara terhadap satu kantor guru di Amran, Yaman, pada Selasa malam (18/8), sehingga menewaskan 13 pendidik yang berkumpul untuk mempersiapkan ujian buat ribuan anak yang kehilangan akhir tahun pelajaran mereka akibat konflik brutal di seluruh negeri tersebut.

"Kegiatan tanpa pamrih berubah menjadi pertumpahan darah tanpa belas kasih," kata Lake, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat pagi.

Lake mengatakan serangan mengerikan pada malam Hari Kemanusiaan Dunia itu melanggar nilai-nilai yang dirayakan dunia saat ini.

Hari Kemanusiaan Dunia, yang setiap tahun diperingati pada 19 Agustus, bertujuan menghormati mereka yang telah kehilangan nyawa dalam melayani umat manusia dan juga berusaha menarik perhatian pada kebutuhan kemanusiaan di seluruh dunia serta pentingnya kerja sama internasional dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

"Tentu saja, Hari Kemanusiaan Dunia ini mesti menjadi yang terakhir bagi kita untuk berduka atas kematian demikian banyak anak, dan orang yang melayani mereka --nyawa mereka melayang akibat konflik bergelimang darah ...," tambahnya.

Saat konflik Yaman terus bergolak, sayap kemanusiaan PBB telah memperingatkan mengenai dampak mendalam yang dialami warga sipil akibat konflik yang berlanjut. Empat dari lima orang Yaman memerlukan bantuan kemanusiaan, dan hampir 1,5 juta orang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka.

(Uu.C003)

(T.C003/A/C003/C003) 21-08-2015 07:29:24

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015