Mekkah (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji membuka peluang bagi jamaah yang terkena dampak penundaan visa untuk kembali ke kelompok terbang masing-masing di Mekkah, selama kursi dalam penerbangan di kloter tersebut masih tersedia.

"Prinsip awalnya anggota kloter yang datang dari Madinah ke Mekkah adalah kloter jadi," kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah PPIH 1436H/2015 M Arsyad Hidayat di Mekkah, Arab Saudi, Senin.

Diakui Arsyad, akibat penundaan visa ada sejumlah jamaah yang tertunda keberangkatan mereka. Untuk mengisi kursi yang kosong, maka ada sejumlah jamaah dari kloter lain masuk dalam kloter tersebut.

"Bila ada jamaah yang ingin pindah ke kloter asal, meskipun berarti kembali ke Indonesia lebih cepat atau lebih lambat, kami buka kesempatan, selama kursi dalam penerbangan di kloter tersebut masih ada," katanya.

Ia mencontohkan kloter Ujung Pandang (UPG 1) yang terbang dari Tanah Air dengan membawa 436 penumpang, masih menyisakan 19 kursi yang kosong.

"Anggota kloter UPG1 yang tertunda keberangkatannya bisa kembali ke kloternya sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia," ujar Arsyad.

Lebih jauh ia juga mengakui akibat keterlambatan visa yang menyebabkan anggota kloter berubah, ada Muassasah (perusahan jasa akomodasi Arab Saudi) pemondokan yang awalnya tidak menerima jamaah yang berasal dari kloter lain.

Hal itu terjadi pada hari pertama kemarin ketika sejumlah jamaah ingin masuk pemondokan SOC4 ditolak Muassasah karena jamaah tersebut sebenarnya tidak terdaftar dalam kloter tersebut.

Jamaah yang ditolak itu berasal dari anggota SOC5 yang keberangkatannya dimajukan karena ada kursi kosong pada kloter SOC4 akibat keterlambatan visa. Padahal pemondokan SOC5 belum siap karena kloternya belum berangkat dari Indonesia.

"Tapi kami sudah kirim pesan ke Muassasah agar mereka diterima di pemondokan tersebut," kata Arsyad.

Ia mengatakan itu hanya satu kasus pemondokan terkait dampak penundaan visa. Muassasah pemondokan lainnya relatif sudah lebih paham, katanya.

Pada bagian lain, Arsyad bersyukur secara umum kedatangan jamaah pada hari pertama (Minggu, 30/8) berjalan lancar, meskipun diakuinya ada keterlambatan bus yang membawa jamaah dari Mekkah ke Madinah.

"Ada satu bus yang tertinggal dari kloter JKS1 (embarkasi Jakarta-Bekasi) yang harusnya sampai pukul 15.00 WAS di Mekkah, baru tiba pada pukul 21.30 WAS, karena alasan teknis, bus mogok," katanya.

Sementara soal katering makan siang, Arsyad meminta agar perusahaan jasa katering mengantar makanan lebih awal sekitar pukul 10.00 - 11.00 WAS, sebelum jamaah berangkat shalat dzuhur.

"Jamaah senang, makanannya enak. Meskipun ada yang minta makan di Mekkah ditambah jadi tiga kali. Ini akan saya sampaikan ke pimpinan, dan butuh persetujuan DPR," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah jamaah dari Ujung Pandang yang menempati pemondokan 601 atau Hotel Arkan Bakkah memuji pelayanan jamaah haji tahun ini, karena pemondokan yang bagus setaraf hotel bintang tiga dan empat.

"Hotelnya bagus, bayangkan kalau harus bayar dan menginap di hotel ini selama sebulan pasti lebih dari yang kami keluarkan sekitar Rp40 juta untuk berhaji. Belum akomodasi penerbangan," kata Andi Baso yang juga pejabat di Balai Besar Hasil Industri Perkebunan di Makasar.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015