Pekanbaru (ANTARA News) - Hujan pada Rabu dini hari mengurangi kepekatan polusi asap kebakaran lahan dan hutan yang selama seminggu terakhir mencemari udara di Ibu Kota Provinsi Riau itu.

"Alhamdulillah, asap berkurang dan udara lebih segar karena hujan," kata seorang warga Oki Sulistyanto di Pekanbaru.

Ia berharap semoga lebih banyak hujan turun sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal, terutama untuk anak sekolah yang diliburkan selama hampir dua pekan.

"Kasihan anak-anak pelajarannya bisa ketinggalan," katanya.

Hujan turun dengan intensitas sedang sekitar pukul 04.00 WIB meski tidak merata di semua wilayah dan durasi tidak lama. Meski begitu, hujan terlihat cukup ampuh "melarutkan" asap yang sebelumnya sangat pekat menyelimuti Kota Pekanbaru.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan jarak pandang di Pekanbaru membaik pada pukul 07.00 WIB menjadi 1.500 meter. Meski begitu, ia mengatakan masih ada wilayah lain yang diselimuti asap tebal, yakni di Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.

"Jarak pandang di Rengat hanya 500 meter karena asap," ujar Sugarin.

Ia mengatakan secara umum Riau diprakirakan akan cerah berawan disertai kabut asap. Menurut dia, masih ada peluang hujan yang bisa memadamkan kebakaran dan menipiskan asap.

"Peluang hujan dengan intensitas ringan tidak merata pada siang atau sore hari terjadi di wilayah Riau bagian Utara, Tengah dan pesisir Timur," katanya.

Berdasarkan Satelit Terra dan Aqua, lanjutnya, jumlah titik panas (hotspot) pagi ini sekitar pukul 05.00 WIB terdeteksi sebanyak 283 titik. Sumatera Selatan paling banyak "hotspot" dengan 123 titik, kemudian Jambi 86 titik, Riau 34 titik, Bangka Belitung 30 titik, Lampung sembilan titik dan Bengkulu satu titik.

Dari jumlah titik panas di Riau, Sugarin mengatakan yang memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen sebagai titik api kebakaran ada 24 titik.

"Titik api paling banyak di Indragiri Hulu dengan 17 titik, Pelalawan empat titik dan Indragiri Hilir tiga titik," katanya.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015