Indonesia telah menjalani masa reformasi sekitar 17 tahun. Sebagai negara demokrasi, parlemen Indonesia terdiri atas 10 partai. Meski kerap ramai diberitakan di media, namun situasi politik di Indonesia stabil dan kuat,"
Beijing (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan stabilitas politik di Indonesia sangat terjaga, sehingga calon penanam modal, termasuk dari Tiongkok tidak perlu ragu menanamkan investasinya di Indonesia.

"Indonesia telah menjalani masa reformasi sekitar 17 tahun. Sebagai negara demokrasi, parlemen Indonesia terdiri atas 10 partai. Meski kerap ramai diberitakan di media, namun situasi politik di Indonesia stabil dan kuat," katanya, di hadapan sekitar 100 perusahaan Tiongkok di Beijing, Jumat malam.

Dalam kegiatan yang bertajuk "Indonesia-China Enterpreneurs Networking and Project Promotion 2015", hadir pula Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo, CEO Maspion Grup Alim Markus, serta CEO China Minsheng Investment (CM) Li Huaizhen, serta Kadin Indonesia-Tiongkok.

Zulklifi menambahkan, "Meski di parlemen kerap pula berbeda pandang, namun terkait kerja sama investasi dengan Tiongkok, kami satu suara mendukung. Jadi, datanglah ke Indonesia, tidak perlu kuatir."

"Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara yang sangat dekat, tidak sekadar bersahabat, namun kita juga telah menjadi mitra strategis komprehensif. Jadi tunggu apa lagi, segera datang ke Indonesia dan kembangkan bisnis anda," katanya.

Zulklifi mengatakan banyak hal yang dapat dikerjasamakan antara Indonesia dan Tiongkok. "Para calon investor, termasuk perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia dan sebaliknya dapat saling bertukar informasi terkait potensi kerja sama tersebut. Bisa pula mencari tahu langsung ke Kedutaan Besar RI di Beijing dan sebaliknya," katanya.

Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan hubungan kedua negara semakin hari, semakin meningkat dan luas. "Apalagi setelah menjadi mitra strategis komprehensif. Terlebih didukung saling kunjungan kedua pimpinan negara," katanya.

Potensi kerja sama kedua negara masih akan terbuka lebar, terutama keduanya memiliki visi yang sama untuk membangun konektivitas maritim. Presiden Joko Widodo telah mencanangkan poros maritim, dan Tiongkok pun telah memiliki proyek Jalur Sutra Maritim Abad 21, "one belt, one road". Jika ini dapat disinergikan secara bagus, maka hubungan kerja sama kedua negara akan semakin meningkat, tutur Dubes Soegeng.

Selama melakukan kunjungan ke Tiongkok, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan rombongaan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Li Keqiang, dan Ketua CPPCC (MPR Tiongkok), serta mengadakan kunjungan lapangan ke perusahhaan "Power China".

Selain Beijing, Zulkifli dan rombongan juga akan berkunjung ke Shanghai, sebelum bertolak ke Jakarta.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015