Jakarta (ANTARA News) - Presiden Truong Tan Sang akan memimpin sebuah delegasi Vietnam untuk menghadiri sidang ke-70 Majelis Umum PBB yang juga akan dihadiri para kepala negara/pemimpin pemerintahan negara-negara anggotanya di Markas Besar PBB di New York akhir bulan ini.

Sidang Majelis Umum PBB kali ini berlangsung pada 25 September-3 Oktober 2015 dan debat umum yang dilakukan setiap tahun akan dimulai di Markas Besar PBB pada 28 September. Dibandingkan tahun sebelumnya, dalam sidang tahun ini delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.

Sebagaimana Indonesia, Vietnam adalah bagian dari dunia dan terintegrasi dengan evolusi dunia. Atas dasar kebijakan luar negerinya, Vietnam telah menjalin kerja sama bilateral, regional dan multilateral dengan negara-negara dan kawasan-kawasan lain, termasuk prioritas bagi pengembangan hubungan dengan negara-negara tetangga di bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial dan budaya.

Dalam tahun-tahun terakhir, kerja sama komprehensif untuk abad ke-21 dan perjanjian-perjanjian telah dirundingkan dan ditandatangani oleh Vietnam dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Kini Vietnam telah memiliki hubungan diplomatik dengan hampir semua negara anggota PBB dan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan 160 negara dan 70 teritori serta anggota hampir semua organisasi penting di tingkat regional dan internasional.

Vietnam telah berperan serta secara ekstensif dan efektif dalam organisasi-organisasi regional seperti ASEAN, APEC, dan ASEM. Kontribusinya pada organisasi-organisasi regional dan internasional secara bertahap menaikkan status dan gengsi negara ini di arena internasional. Keterlibatan dan keaktifan Vietnam di PBB juga merupakan basis bagi terpilihnya negara ini menjadi anggota tidak tetap di DK PBB pada periode 2008-2009.

Dengan kesadaran mendalam bahwa dunia saat ini meneghadapi masalah-masalah global yang tak satu negara pun dapat mengatasinya sendirian, Vietnam bersama-sama negara-negara dan organisasi-organisasi lain menggalang kerja sama mengatasi tantangan-tantangan bersama seperti penyakit menular, kemiskinan, kejahatan transnasional, polusi lingkungan, peredaraan obat bius. Lebih khusus sejak peristiwa 9 September 2001, Vietnam secara aktif berpartisipasi dalam usaha-usaha bersama memperkuat kerja sama melawan terorisme.

Negara ini bergabung dengan PBB pada September 1977.

Hingga kini hubungan antara Vietnam dan PBB berkembang dengan baik dan mendalam. Pertemuan-pertemuan para pemimpin Vietnam dan PBB berlangsung secara reguler untuk bertukar pandangan guna memperkuat kerja sama.

Selama lebih tiga dekade sebagai anggota PBB, Vietnam aktif mengimplementasikan periode renovasi kebijakan luar negeri, berpartisipasi dalam banyak kegiatan di badan-badan dunia di bawah PBB di banyak tempat. Posisi dan peran negara anggota ASEAN ini di PBB terus meningkat secara signifikan.

Dari 51 negara anggota ketika didirikan di San Fransisco, Amerika Serikat, pada 24 Oktober 1945, PBB kini beranggota 193 negara. Indonesia misalnya secara resmi menjadi anggota ke-60 PBB pada 28 September 1950. Namun pada 20 Januari 1965, Indonesia mengumumkan keputusannya untuk menarik diri dari keanggotaan PBB. Lalu bergabung kembali pada 28 September 1966.


Kunjungan Sekjen PBB

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah mengadakan kunjungan resmi dua hari (22-23 Mei 2015) ke Vietnam. Dalam kaitan hubungan antara Vietnam dan PBB yang berkembang baik, kunjungan itu menyumbang bagi penguatan hubungan dan kerja sama di berbagai bidang dan mendorong isu-isu yang menjadi kepentingan keduanya.

Sekjen PBB itu pernah ke Vietnam dan lawatan keduanya itu berlangsung dalam kaitan kegiatan-kegiatan yang dipersiapkan PBB dan Vietnam untuk merayakan 70 tahun sejak berdirinya badan dunia tersebut.

Atas dasar pandangan untuk mendukung penguatan multilateralisme, Perdana Menteri Nguyen Tan Dung menyatakan dalam diskusi tingkat tinggi sidang ke-62 Majelis Umum PBB (September 2007) bahwa Vietnam mendukung peran sentral badan dunia itu dalam menyelesaikan tantangan-tantangan di abad ke-21.

Dia juga menekankan Vietnam akan selalu menjadi anggota aktif, konstruktif, koperatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan internasional. Vietnam turut mempromosikan prestise Dewan Keamanan dan terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional, sementara mempromosikan peningkatan kerja sama, penyelesaian damai perselisihan internasional, proteksi kepentingan sah para pemangku kepentingan.

Vietnam secara aktif menyumbang bagi kegiatan-kegiatan PBB di berbagai bidang seperti jadi anggota tidak tetap DK (2008-2009), anggota Dewan HAM PBB (2014-2016) berpartisipasi dalam operasi-operasi pasukan pemelihara perdamaian PBB.

Rumah Umum PBB di Vietnam, yang di dalamnya semua kantor lembaga di bawah PBB di Hanoi difokuskan pada satu lokasi -- model pertama PBB di dunia -- merupakan kontribusi khusus dan gambaran dari Vietnam untuk mereformasi organisasi multilateral terbesar di planet dunia ini.

Selama dua dekade terakhir, Vietnam, dengan potensi dan kearifannya, telah memasuki arena globalisasi ekonomi, mendapat pengalaman, terbiasa dengan aturan-aturan permainan, dan mengidentifikasi peluang dan tantangan. Sudah saatnya untuk meraih peluang-peluang dan mengatasi tantangan-tantangan integrasi internasional secara proaktif.

Vietnam yang telah lolos dari isolasi politik dan ekonomi, mengembangkan hubungan dengan negara-negara lain termasuk dengan negara adidaya dan pusat-pusat kekuatan utama politik-ekonomi dengan dasar memperluas integrasi internasionalnya dan memperdalam hubungan bilateral dan multilateralnya.

Dengan menerapkan kebijakan luar negeri sebagai negara merdeka, mandiri, mencintai perdamaian, kerja sama dan pengembangan di bawah motto: Vietnam adalah teman yang dapat dipercaya dan anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional, negara ini setelah hampir dua dekade melakukan proses reformasi di bidang ekonomi (Doi Moi), posisinya telah mengalami berbagai kemajuan sementara menyadari keterbatasan dan kelemahan tertentu yang masih harus diatasi.

Usaha-usahanya memperlihatkan rasa tanggung jawab kepada kawan-kawan di kawasan dan internasional bagi terciptanya dunia yang damai, stabil dan berkembang.

Oleh Mohammad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015