Palembang (ANTARA News) - Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera Selatan berupaya meningkatkan operasi udara untuk memadamkan titik api di daerah yang sulit dijangkau petugas dari darat.

"Operasi pemadaman melalui udara untuk menanggulangi kabut asap yang kini masih cukup pekat lebih ditingkatkan lagi setelah ada bantuan tambahan beberapa helikopter dan pesawat dari pemerintah pusat," kata Wakil Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatra Selatan Yulizar Dinoto di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya mendapat bantuan tambahan tiga helikopter dari pemerintah pusat untuk melakukan operasi udara atau pengeboman air (water bombing) pada titik api di kawasan hutan dan lahan gambut.

Dengan adanya tambahan helikopter itu dan dukungan pesawat Fixwing X-Track, ada lima helikopter dan beberapa pesawat yang digunakan untuk melakukan operasi pemadaman melalui udara pada kawasan hutan dan lahan gambut yang terbakar, katanya.

Menurut dia, dalam kondisi cuaca yang panas dan intensitas curah hujan sangat rendah sekarang ini mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan gambut semakin luas dan sulit diatasi dengan personel dan peralatan yang terbatas.

Meskipun dalam kondisi sulit dan memiliki keterbatasan, pihaknya akan terus berupaya melakukan pemadaman pada lahan yang terbakar sehingga kabut asap yang mulai mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat bisa segera dihilangkan.

Selaian meningkatkan operasi melalui udara, pihaknya juga berupaya mengintensifkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi darat di daerah yang terdeteksi banyak titik panas seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin, mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan menggelar shalat minta hujan.

Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumsel dan beberapa provinsi tetangga seperti Jambi dan Riau dapat dikendalikan serta masalah kabut asap dapat segera diatasi, ujar Yulizar.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015