Semarang (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan heroisme perjuangan dalam merebut kemerdekaan yang dimiliki setiap daerah harus dikembangkan sebagai bagian kemajuan bangsa dan negara.

"Di setiap kota harus ada daerah-daerah dengan heroisme yang harus dikembangkan sebagai bagian kemajuan kota, bangsa, dan negara," katanya usai menghadiri peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, Rabu malam.

Ia mencontohkan peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dilaksanakan setiap tahun di kawasan Tugu Muda untuk mengingatkan masyarakat atas terjadinya pertempuran pada 15-20 Oktober 1945 di kota ini.

Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, antara lain diisi dengan pembacaan sejarah singkat pertempuran itu, fragmen drama yang menceritakan pemuda dan rakyat dalam melucuti senjata tentara Jepang.

Menurut dia, peringatan atas perjuangan rakyat yang ada setiap daerah dalam merebut kemerdekaan, termasuk di Kota Semarang dengan peringatan Pertempuran Lima Hari bisa dikembangkan dengan baik.

"Kalau perlu, pasang bendera Merah Putih di setiap rumah, kemudian gapura yang ada di kampung-kampung juga bisa dihias. Saya rasa, kalau seperti ini ke depannya akan semakin baik," katanya.

Mendagri menegaskan sudah meminta kepada gubernur dan wali kota, tidak hanya di Kota Semarang untuk mengembangkan kawasan-kawasan di daerahnya yang memiliki nilai heroisme perjuangan melawan penjajah.

"Tidak hanya di Semarang. Di Ambarawa juga ada Palagan Ambarawa. Makanya, peringatan seperti ini harus diapresiasikan setiap tahun sebagai salah satu bagian terpenting majunya sebuah kota," katanya.

Selain itu, kata dia, peringatan semacam itu juga bisa memberikan pemahaman dan kesadaran generasi muda bahwa negara ini tidak sekadar mendapatkan hadiah kemerdekaan, melainkan ada perjuangan, darah, dan pengorbanan.

"Setiap generasi muda yang lahir harus paham bahwa negara ini tidak sekadar mendapatkan hadiah kemerdekaan. Tetapi, ada perjuangan, ada darah, pengorbanan untuk memupuk rasa kebangsaan," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015