Jakarta (ANTARA News)- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mensinyalir penyebab kecelakaan kereta api Indonesia (KAI) belakangan ini akibat penggunaan gerbong yang tidak laik operasi. "Saya betul-betul merekomendasikan kepada PT KAI agar gerbong yang sudah tua tidak lagi digunakan," kata Ketua KNKT, Setio Rahardjo, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu. Ia menjelaskan, dari hasil investigasi KNKT atas sejumlah kecelakaan KA diduga kuat karena rangkaian kereta menggunakan campuran gerbong berusia tua dan gerbong baru. "Seperti KA Bengawan yang mengalami musibah di Cirebon, diketahui ada gerbong yang pembuatannya tahun 60-an, ada yang tahun 90-an," ujar Setio. Tentu ada perbedaan kekuatan, kemungkinan dari as, roda dan komponen lainnya yang sudah tidak berfungsi normal. "Namun ini akan kita tinjau terus, sehingga kelaikannya yang harus diutamakan. Untuk PT KAI jangan coba-coba mengambil resiko," ujar Setio. Sementara itu, Dirut PT KAI Ronny Wahyudi, mengakui sebagian besar gerbong kereta KAI sudah berusia tua. Usai menghadap Menneg BUMN Sugiharto, Ronny menjelaskan pihaknya sudah menyampaikan sejumlah kejadian kecelakaan kereta yang belakangan ini beruntun. "Kita ceritakan posisi-posisinya, seperti as roda yang patah, dan infrastruktur secara keseluruhan," ujarnya. Ia mengutarakan, sesuai rekomendasi Menneg BUMN, PT KAI akan melakukan pergantian gerbong secara bertahap. "Kondisinya akan kita "chek and recheck" mengenai kondisi dan prasarana kereta apai di seluruh Indonesia," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007