ICAPP perlu merespons berbagai masalah penting seperti pemanasan global, ketegangan di Laut China Selatan dan konflik Timur Tengah, termasuk soal ISIS,"
Beijing (ANTARA News) - Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri mendorong para anggota Konferensi Internasional Partai-Partai Politik Asia (ICAPP) berkontribusi aktif dalam upaya mencari penyelesaian atas berbagai persoalan regional dan global, termasuk ketegangan di Laut Tiongkok Selatan.

"ICAPP perlu merespons berbagai masalah penting seperti pemanasan global, ketegangan di Laut China Selatan dan konflik Timur Tengah, termasuk soal ISIS," katanya di depan para pimpinan parpol dari puluhan negara yang menghadiri acara ICAPP di Beijing Kamis.

Dalam sesi diskusi yang mengupas topik "Kepemimpinan Politik: Konsensus Baru bagi Parpol" sebagai rangkaian kegiatan Konferensi Khusus Parpol-Parpol Asia tentang Jalur Sutra ini, Mengawati yang berbicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua umum PDIP juga menggarisbawahi pentingnya konsensus.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, konsensus bahkan dipandang sebagai metode terbaik dan berawal dari Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, katanya pada sesi diskusi yang dipandu wakil Partai Komunis Tiongkok, Wang Junwei, dan Ketua Bersama ICAPP Jose de Venecia itu.

Kemampuan kalangan politisi yang tergabung dalam ICAPP untuk membangun demokrasi berbasis konsensus, menurut Megawati, akan dapat membantu mencari penyelesaian atas berbagai masalah.

Selain Megawati Soekarnoputri, setidaknya ada 24 orang pembicara lain yang menyampaikan pandangan mereka pada sesi diskusi yang merupakan bagian dari agenda konferensi yang diselenggarakan Partai Komunis Tiongkok di Hotel Beijing dari 14 hingga 16 Oktober itu.

Di antara para pembicara itu adalah Wakil Ketua Partai Kongres Nasional Sudan Hussain Muhammad Ershad, Anggota Komite Sentral Partai Motalefeh Islam Iran Hassan Fhafouri Fard, dan Wakil Ketua Parlemen Urusan Internasional Partai Sosial Demokratik Kirgistan Kadyrov.

Menurut Wakil Ketua Partai Kongres Nasional Sudan Hussain Muhammad Ershad, prinsip saling menghormati dan tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain bisa menjadi dasar bagi Parpol-Parpol di Asia membangun kemitraan.

Pandangan senada juga disampaikan Anggota Komite Sentral Partai Motalefeh Islam Iran Hassan Fhafouri Fard.

Mantan Wakil Presiden Iran ini juga menekankan pentingnya perundingan dijadikan cara oleh bangsa-bangsa di dunia untuk menyelesaikan berbagai konflik. "Negosiasi sepatutnya menjadi cara penyelesaian atas berbagai konflik, bukan perang," katanya.

Menyinggung inisiatif Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad XXI Tiongkok, dia mengatakan Iran menyambut baik visi Beijing yang membuka peluang bagi terbangunnya kolaborasi antarnegara untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran bersama itu dan Teheran siap bekerja sama mewujudkannya.

"Takdir Asia itu ada di tangan bangsa-bangsa Asia sendiri. Karenanya, merekalah yang memutuskan takdir mereka dengan bekerja sama mewujudkan Asia yang lebih baik," katanya.

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015