Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 104 personil asing turut serta dalam operasi pemadaman kebakaran di Sumatera Selatan.

"Untuk mengoperasikan pesawat dan heli terdapat 104 personil asing terdiri dari 48 orang dari Singapura, 30 personil dari Malaysia dan 26 personil dari Australia," kata Sutopo lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan terdapat enam unit pesawat terbang dan helikopter pembom air (water bombing) bantuan dari negara-negara sahabat dan terus melakukan pemadaman api di Sumatera Selatan.

Malaysia memberikan bantuan pesawat Bombardier Pelican CL415 dan helikopter Dolphin yang bertugas memandu pemboman air dari udara. Pesawat ini sangat efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut secara cepat. Sekali terbang membawa 6 ribu liter air.

Pada Kamis (15/10), kata dia, unsur udara tersebut mampu menjatuhkan air sebanyak 26 kali di daerah Cengal, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.

Sementara dari Singapura mengirimkan dua unit helikopter Chinook dengan satu heli masih perbaikan karena mengalami kerusakan rotor.

Untuk Australia, lanjut Sutopo, telah mengirimkan dua unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut 15 ribu liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi sebagai pemandu pemboman air.

Sementara itu, Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia, fire extinguisher berbentuk foam agent, sebanyak tiga ton.

Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali yaitu 1,5 ton pada 17 Oktober dan 1,5 ton pada 19 Oktober. Jepang lewat JICA berencana akan menyerahkan kepada BNPB di Palembang pada 17 Oktober. Tim BNPB dan JICA sudah melakukan koordinasi.

Sutopo mengatakan rencana bahan kimia itu akan digunakan untuk pengeboman air dengan pesawat dari Indonesia. Malaysia keberatan menggunakan bahan kimia untuk water bombing.

Untuk memadamkan api ini, kata Sutopo, Indonesia telah menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60 ton.

Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut bantuan dari negara lain seperti Rusia, Tiongkok, Korea dan Thailand yang sebelumnya menyatakan akan memberikan bantuan. Kementerian Luar Negeri masih terus menjajaki lebih lanjut bantuan tersebut.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015