Medan (ANTARA News) -Sebanyak 5.498 orang warga Aceh Singkil yang mengungsi di Tapanuli Tengah dan Pakpak Bharat, Sumatera Utara pascabentrok pembakaran gereja seluruhnya sudah dijemput pemerintah daerah Aceh.

"Sudah tidak ada pengungsi Aceh Singkil lagi di Tapteng (Tapanuli Tengah) dan Pakpak Bharat karena sejak Jumat hingga Sabtu lalu sudah dijemput Pemkab Aceh Singkil bersama unsur muspidanya," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumut, Eddy Syofian di Medan, Minggu,

Di Kecamatan Manduamas, Tapteng, jumlah pengungsi Aceh Singkil sebelumnya berjumlah 4.248 orang (868 KK) dengan rincian pria 2.041 orang dan perempuan 2.207 orang.

Sementara di Kecamatan Bagindar Pakpak Bharat ada sejumlah 1.250 orang pengungsi.

Menurut Eddy, penjemputan warga Aceh Singkil itu dilaksanakan dengan berita acara penyerahan antara Pemkab Aceh Singkil dan kedua kepala daerah di Sumut itu.

Eddy yang juga menjabat sebagai Penjabat Wali Kota Siantar itu, mengakui, penjemputan para pengungsi tersebut sebelumnya memang sudah ditegaskan Pemkab Aceh Singkil saat melakukan koordinasi dengan Pemprov Sumut terkait adanya pengungsian.

Terjadinya bentrokan di Aceh Singkil, Selasa, 13 Oktober 2015 menyebabkan 5ribuan orang warga daerah itu mengungsi ke Tapteng dan Pakpak Bharat yang merupakan daerah perbatasan Sumut-Aceh Singkil tersebut.

"Meski pengungsi sudah pulang dan Aceh Singkil semakin kondusif, aparat keamanan Sumut masih tetap berjaga-jaga di dua kabupaten itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini," katanya.

Hingga Minggu, 18 Oktober, situasi Sumut sendiri masih tetap kondusif.

Dia mengakui, pascabentrokan di Aceh Singkil, di Sumut digelar Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah provinsi Sumut dengan Forkopimda Kota Medan, Pakpak Bharat dan Tapanuli Tengah.

Rapat yang digelar pada Rabu, 14 Oktober disepakati semua sepakat untuk mencegah bentrokan di Aceh Singkil itu meluas ke Sumut.

Dalam pertemuan itu juga disepakati memberdayakan forum kerukunan umat beragama dan forum strategis lainnya untuk menekan terjadinya provokasi yang dapat menimbulkan keresahan dan kedamaian di Sumut.

"Alhamdulillah hingga saat ini, Sumut masih cukup kondusif dan itu diharapkan terus terjaga dengan dukungan semua masyarakat," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015