Malang (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ternik Universitas Merdeka (Unmer), Malang, Prof. Ir. Respati Wikantiyoso, MSA.,Ph.D. menyatakan kota-kota di Indonesia saat ini telah kehilangan jatidiri atau identitas aslinya. "Di beberapa kota besar, termasuk Malang, bentuk arsitektur bangunan atau tata kawasan terasa ada kemiripan antara kota yang satu dan lainnya," katanya ketika ditanya soal bangunan dan kawasan cagar budaya yang semakin terpinggirkan di Malang, Jumat. Menurut guru besar ilmu arsitektur kota itu, kemiripan design antar kota tersebut merupakan akibat pengaruh dari semakin menjamurnya design instan sebagai dampak globalisasi, sehingga memunculkan karakter "ketunggalrupaan" arsitektur kota-kota di Indonesia. Dikatakannya kebijakan yang berlaku seragam secara nasional juga bisa menghilangkan karakter spesifik atau identitas yang bersifat unik, seperti perubahan penggunaan nama-nama jalan dengan nama pahlawan telah menghilangkan spesifikasi kota. Disadari atau tidak, katanya, fenomena penggunaan nama-nama jalan dengan nama pahlawan itu juga terjadi di Malang, seperti mulai lunturnya nama karakter spesifik dan yang muncul saat ini adalah karakter yang didominasi tebaran media iklan. Selain mulai lunturnya karakter spesifik sebagai jatidiri sebuah kota, lanjutnya, penerapan kebijakan perencanaan kota juga mulai mengabaikan sebagian aset potensi fisik dan non fisik kota sebagai identitas kota. Ia mengakui pembangunan kota sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari perkembangan kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politis suatu masyarakat kota dan pembangunan itu sendiri menjadi sebuah keharusan. "Akan tetapi, dalam kenyataan di lapangan upaya pembangunan harus dibayar mahal dengan terjadinya penurunan kualitas visual dan lingkungan kota," katanya. Belum lama ini Ikatan Sarjana Arsitektur Indonesia (ISAI) Malang juga menyoroti semakin hilangnya ciri khas Kota Malang, baik berupa bangunan maupun kawasan. (*)

Copyright © ANTARA 2007