Yang tertinggal dari segi sarana-prasarana, infrastruktur, atau ekonomi. Harus dapat perhatian utama,"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mendorong provinsi untuk memperhatikan daerah pinggiran dalam pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer, computer based test.

"Yang tertinggal dari segi sarana-prasarana, infrastruktur, atau ekonomi. Harus dapat perhatian utama," kata Nizam saat diskusi "Pendidikan Berbasis Teknologi: Persiapan Ujian Berbasis Komputer" di Jakarta, Rabu.

Pembinaan sekolah merupakan kewenangan provinsi, tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama misalnya berada di bawah naungan kabupaten kota.

"Dari pusat, kami mengimbau dan mencoba memfasilitasi sebisa kita," kata Nizam.

Ujian Nasional berbasis komputer tahun 2015 telah diuji coba di sekitar 500 sekolah, terutama SMA dan sederajat.

Hampir 3.000an sekolah di Indonesia telah mendaftar untuk mengikuti ujian nasional berbasis komputer tahun depan, sebagian sudah diverifikasi dan sebagian lagi belum.

Menurut Nizam, tidak ada target berapa sekolah yang alan mengikuti ujian berbasis komputer karena ia lebih menekankan pada kemauan dan kesadaran sekolah.

"Yang penting, ikut karena sadar kebutuhan anak untuk bisa bersaing, bertanding di zaman digital ini, bukan instruksi." Ujian berbasis komputer merupakan cara untuk menanamkan kejujuran dan integritas pada murid.

"Memang masih ada kesenjangan, itu yang harus kita rengkuh, supaya tidak beda dengan yang di kota besar." 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015