Jakarta (ANTARA News) - Laksamana Muda TNI Aan Kurnia selaku Panglima Komando Lintas Laut Militer (Panglima Kolinlamil) mengatakan menanamkan budaya maritim bisa dilakukan melalui pendidikan dan kesenian berupa film, game, ataupun musik yang bertema kelautan untuk.

"Tema-tema maritim bisa dibangun melalui film, game, atau mainan yang bernuansa maritim," kata Laksamana Muda TNI Aan Kurnia dalam Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan XX terkait poros maritim Indonesia di KRI Banda Aceh, Kamis.

Selain kesenian, Aan Kurnia mengatakan pendidikan adalah faktor terpenting guna membentuk pemahaman masyarakat mengenai langkah Indonesia untuk menjadi negara poros maritim dunia.

"Memasukan konten atau unsur kemaritiman sesuai strata pendidikan masyarakat akan menumbuhkembangkan nilai-nilai bahari yang sudah ada melalui revolusi mental," lanjut Aan Kurnia.

Lanjut dia, untuk menunjang keberhasilan menanamkan budaya maritim diperlukan kebijakan politik dan hukum yang berkesinambungan serta meningkatkan kemitraan pemerintah dengan akademisi.

Selain itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Budi Susilo Soepandji menyatakan pendidikan merupakan faktor utama guna membentuk negara berporos maritim.

"Revolusi mental kemaritiman melalui pendidikan masyarakat adalah strategi kebudayaan yang diterapkan sebagai instrumen utama (dalam membentuk negara negara poros maritim dunia)," kata Budi Susilo Soepandji dalam seminar itu.

"Pembangunan masyarakat berbudaya maritim berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan merupakan katalisator sekaligus akselerator guna mewujudkan Indonesia menjadi negara poros maritim dunia yang berdaya saing kuat," beber Budi Susilo.

Budi Susilo menjelaskan Indonesia sangat memungkinkan menjadi negara poros maritim dunia karena posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan beranekaragam sumber daya laut berupa ikan maupun mineral. Indonesia juga memiliki pelabuhan-pelabuhan utama yang selalu disinggahi kapal asing sehingga negeri ini memiliki posisi strategis di mata dunia.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015