Tugas kami, bagaimana mendorong investasi berorientasi ekspor. Kami juga mendorong investasi substitusi impor. Ekspor didorong supaya datangkan dolar. Impor juga perlu ditekan agar dolar tidak keluar
Jakarta (ANTARA News) - Pelemahan dan penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa waktu ke belakang dinilai bukan masalah utama bagi investor yang menanamkan modal di Indonesia.

Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam paparan realisasi investasi di Jakarta, Kamis, mengatakan kestabilan nilai tukar rupiahlah yang menjadi perhatian utama investor.

"Swasta itu, bagi mereka nilai tukar rupiah Rp13.500 tidak masalah, asal stabil. Yang diharapkan pengusaha itu dolar tidak naik cepat, tidak turun cepat agar tidak susah bikin business plan (rencana bisnis)," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Azhar, saat nilai tukar rupiah melemah hingga Rp14.700 per dolar AS, kemudian menguat hingga Rp13.400, investasi tidak terkena dampak signifikan.

Ia menuturkan, di tengah pelemahan ekonomi dan nilai tukar rupiah yang fluktuatif, pihaknya melakukan upaya untuk mendorong investasi berorientasi ekspor dan investasi substitusi impor.

"Tugas kami, bagaimana mendorong investasi berorientasi ekspor. Kami juga mendorong investasi substitusi impor. Ekspor didorong supaya datangkan dolar. Impor juga perlu ditekan agar dolar tidak keluar," katanya.

Azhar berpendapat, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah juga secara tidak langsung mendorong agar rupiah bisa stabil.

Pasalnya, nilai tukar rupiah yang stabil akan mampu membuat investor tetap bertahan di Indonesia untuk menanamkan modalnya.

"Kami yakin ke depan rupiah bisa stabil. Apalagi kewajiban menggunakan mata uang rupiah juga sudah dilakukan. Jangan sampai rupiahnya melonjak lagi, (dikhawatirkan) akan banyak yang pergi, terutama mereka yang bahan bakunya harus impor," katanya. 

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015