Jakarta (ANTARA News) - Ratusan warga Kampung Sawah, Jakarta Utara, hingga Senin pagi, masih terjebak banjir setinggi sekira satu meter dan baru sebagian yang berhasil dievakusi. "Kami sempat melakukan evakuasi sejak Jumat (2/2) malam, namun pada Sabtu (3/2) malam evakuasi putus karena arus air sangat deras," kata Koordinator Pos Penanggulangan Bencana (P2B) DPD PKS Jakarta Utara Teguh Wibawa di Jakarta. Tingginya arus air hingga tiga meteran itu, bercampur dengan air pasang dari Laut Cilincing, sehingga menghadang evakuasi warga. "Saat kami melakukan evakuasi, kaki saya merasakan air bercampur pasir. Arus sangat deras sehingga kami menghentikan evakuasi," katanya. Teguh menjelaskan, sebenarnya ratusan warga yang sehari-hari bekerja sebagai petugas tempat pembuangan sampah (TPS) dan tinggal di Kampung Sawah tersebut, tidak tercatat secara resmi dalam data kelurahan setempat. "Mereka yang tinggal di tempat itu, mayoritas ilegal tidak terdata di kelurahan dan seandainya memiliki KTP DKI pun bukan warga kelurahan setempat," katanya. Karena hanya satu perahu gabus dengan kapasitas delapan orang yang digunakan untuk evakuasi. Namun, terlepas dari status ratusan korban banjir tersebut, tambah Teguh, mereka membutuhkan pertolongan. Apalagi dikhawatirkan genangan air akan semakin tinggi. "Hasil evakuasi sebelumnya ada beberapa bayi dan manula. Kami tidak tahu pasti apakah warga yang masih terjebak banjir terdapat anak-anak dan manula," katanya. Sepengetahuan Teguh, sejak Jumat malam saat awal mendirikan posko banjir dan melakukan evakuasi, pihaknya tidak melihat ada aparat atau petugas dari kepolisian atau TNI yang ikut melakukan evakuasi pada korban. Di Jakarta Utara, sejumlah posko peduli banjir di antaranya di Jalan Sungai Landak RT 04/ RW 09 Kecamatan Cilincing, di Kelapa Gading, sehingga memudahkan dalam pemberian bantuan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007