Jakarta (ANTARA News) -Teater Koma kerap mementaskan pertunjukan yang diadaptasi dari kisah-kisah klasik seperti legenda Tiongkok "Sampek Engtay" dan "Opera Ular Putih" hingga produksi terbaru "Inspektur Jendral" yang diambil dari naskah Rusia yang pertama dipublikasikan pada 1836. 

Pendiri Teater Koma Nano Riantiarno mengungkapkan alasan teater yang telah berdiri 38 tahun ini tetap menampilkan kisah lama ketimbang membuat cerita baru.

"Naskah lama masih banyak yang bagus-bagus," kata Nano dalam jumpa media pementasan "Inspektur Jendral" di Galeri Indonesia Kaya Jakarta, Kamis.

Nano menilai masih banyak naskah klasik yang alur ceritanya masih relevan dengan situasi terkini meski ditulis ratusan tahun lalu, seperti Hamlet hingga Romeo dan Juliet. Tragedi romantika Romeo-Juliet dan Sampek-Engtay sampai sekarang masih bisa ditemui di kehidupan nyata. 

Bila menulis cerita sendiri, Nano mengaku dirinya belum tentu bisa mencakup semua hal yang terjadi sekarang ini.

Naskah klasik yang akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya adalah "Inspektur Jendral",  mengenai tentang kondisi pejabat dan aparat korup di Rusia. Mirip dengan situasi Indonesia yang diwarnai korupsi.

Sebagai sutradara, Nano meracik kisah Rusia ini dalam konsep pewayangan agar kental dengan nuansa Indonesia. 

"Inspektur Jendral" dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru pada 6-15 November 2015. Tiket dijual mulai dari Rp75.000 hingga Rp350.000.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015