Lebak (ANTARA News) - Petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten kembali beraktivitas usai diguyur hujan selama tiga hari terakhir di daerah itu.

"Kami dan petani lainnya di sini mulai kembali bercocok tanam setelah dilanda hujan," kata Sarwani (45) seorang petani warga Desa Margaluyu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu.

Ia mengaku selama tujuh bulan tidak menggarap tanaman pangan akibat dampak kemarau berkepanjangan sehingga areal persawahan mengalami kekeringan.

Kemungkinan saat ini sudah memasuki musim hujan dan diharapkan petani bisa bercocok tanam pangan.

"Kami sangat optimistis awal November ini curah hujan meningkat dan petani bisa menggarap lahan pertaniannya," katanya.

Begitu juga petani lainya, Eman (50) warga Desa Jagabaya Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak menyatakan dirinya dengan petani di sini sudah melakukan percepatan tanam sehubungan meningkatnya curah hujan itu.

Mereka petani sudah lama tidak menggarap lahan pertaniannya akibat musim kemarau berkepanjangan.

Namun, saat ini curah hujan mulai mengguyur wilayah Kabupaten Lebak, terutama pada sore hingga malam hari.

"Kami merasa terbantu dengan curah hujan itu sehingga petani di sini bisa bercocok tanam pangan," ujarnya.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Itan, mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di lapangan bahwa sebagian besar petani di daerah ini sudah melakukan gerakan percepatan tanam.

Percepatan tanam tersebut seperti di wilayah selatan antara lain Kecamatan Malingping, Cihara, Wanasalam, Panggaragan dan Bayah.

Selain itu wilayah tengah yakni Kecamatan Cimarga, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Muncang dan Cipanas.

Untuk wilayah utara di antaranya Kecamatan Sajira, Curugbitung, Maja dan Rangkasbitung.

Para petani melakukan percepatan tanam ini dengan meningkatnya curah hujan.

"Kami menargetkan tanam bulan ini sekitar 17.000 hektare dan bisa panen Februari mendatang," katanya.

Ia mengatakan, percepatan tanam manfaatnya cukup besar bagi petani, selain bisa memenuhi ketersedian air juga dapat mencegah serangan hama dan penyakit organisme pengganggu tanaman (OPT).

Gerakan tanam bisa dipanen secara bersamaan guna mendorong produksi pangan nasional serta juga memiliki nilai ekonomis dan tidak merugikan petani.

Ia mengimbau petani yang belum melaksanakan tanam diminta segera merealisasikanya.

"Saya kira percepatan tanam bisa menguntungkan pendapatan petani," ujarnya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015