Thailand sudah menyiapkan 6000 tenaga kesehatan mereka untuk masuk Indonesia. Tiongkok juga menyiapkan remaja mereka belajar bahasa Indonesia. Kalau sarjana-sarjana kita tidak siap, maka akan kesulitan bersaing,"
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Perguruan Tinggi di Kalimantan harus berbenah meningkatkan kualitas dalam menghadapi ketatnya persaingan, tidak terkecuali dengan perguruan tinggi luar negeri yang mengincar Indonesia sebagai tujuan kerja bagi alumni mereka.

"Masuknya pasar bebas serta Masyarakat Ekonomi Asean, membuat masuknya produk dan tenaga kerja dari luar tidak bisa bisa dibendung karena tidak ada batasan lagi. Thailand sudah menyiapkan 6000 tenaga kesehatan mereka untuk masuk Indonesia. Tiongkok juga menyiapkan remaja mereka belajar bahasa Indonesia. Kalau sarjana-sarjana kita tidak siap, maka akan kesulitan bersaing," kata Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Kalimantan, Muntaha saat menghadiri wisuda Akademi Kebidanan Muhammadiyah Sampit, Selasa.

Saat ini ada 179 perguruan tinggi swasta di Kalimantan, namun tercatat 169 yang aktif dengan mahasiswa sekitar 160.000 orang. Perguruan tinggi bertanggung jawab menyiapkan mahasiswa agar siap bersaing di bursa kerja.

Untuk mewujudkan itu, langkah penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan kemampuan para dosen. Sayangnya, justru itu yang menjadi kendala perguruan tinggi di Kalimantan. Dosen yang sudah menyandang gelar strata 2 atau S2 belum mencukupi jumlah ideal.

Pihak kampus harus membantu dosen melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang lebih tinggi. Sementara mahasiswanya harus dibekali berbagai kemampuan, khususnya penguasaan bahasa asing dan teknologi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan mutlak.

Masyarakat juga diimbau teliti dalam memilih perguruan tinggi yang berkualitas. Sangat disayangkan nantinya mahasiswa kuliah bertahun-tahun namun kualitasnya atau bahkan status sarjananya diragukan karena tidak terdaftar.

"Tidak sedikit mahasiswa kita menerima ijazah tapi tidak terdaftar secara nasional. Nanti susah melamar pekerjaan ditolak dan ini sudah banyak terjadi. Jangan sampai anak kita kuliah di perguruan tinggi yang tidak jelas keberadaannya. Makanya kami gencar sosialisasi," kata Muntaha.

Direktur Akademi Kebidanan Muhammadiyah Sampit, Suryo Supraptono, mengatakan, pihaknya mendidik mahasiswa untuk mandiri sehingga tidak melulu berharap menjadi pegawai negeri sipil. Masih banyak peluang yang bisa dilakukan seorang bidan di Kotawaringin Timur.

Pihaknya juga menyiapkan lulusan kampus mereka untuk siap berkiprah bahkan hingga ke luar negeri. Saat ini sedang dilakukan penjajakan kerjasama dengan sejumlah pihak di negara tetangga seperti Singapura.

"Mulai semester ini kami arahkan mahasiswa kami supaya menguasai bahasa Inggris. Selain itu juga akan diarahkan belajar bahasa Arab untuk komunikasi. Kita harus berpikir luas karena kita juga bisa," kata Suryo.

Suryo meyakinkan, kemampuan remaja di Kotawaringin Timur tidak kalah dibanding daerah lain. Kini tinggal kemauan dan dukungan kuat semua pihak untuk menyiapkan mereka secara baik sehingga mampu bersaing di bursa kerja.

Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015