Penjajakan kerja sama dengan dua negara di Afrika sedang berlangsung
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) akan memperluas kerja sama pencetakan uang dan dokumen berharga dengan dua negara di Afrika, sebagai bentuk ekspansi bisnis di luar negeri.

"Penjajakan kerja sama dengan dua negara di Afrika sedang berlangsung. Diharapkan tahun depan (2016) sudah ada order atau pemesan pencetakan bisa pencetakan uang, materai, maupun paspor," kata Direktur Perencanaan Peruri, Atje Muhammad Darjan, seusai paparan tentang pencapaian kinerja triwulan III Peruri, di Jakarta, Rabu.

Menurut Atje, ekspansi bisnis Peruri ke Afrika mendapat dukungan penuh dari Kementerian Luar Negeri RI sebagai lembaga yang menjembatani kerja sama dengan kedua negara itu.

Atje tidak menjelaskan lebih lanjut dua negara yang sedang dijajaki tersebut karena alasan kerahasiaan.

Ia hanya menjelaskan bahwa saat ini negara-negara Afrika, terutama Afrika Selatan sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga membutuhkan tambahan kapasitas pasokan produk-produk percetakan uang dan dokumen.

"Bagi Peruri, kerja sama ini dapat memperluas pasar pada luar negeri, setelah Argentina, Nepal, Sri Lanka, Filipina," ujarnya

Dengan Nepal, kerja sama Peruri berupa pencetakan uang kertas dan uang logam.

"Saat ini kita juga jajaki memasok produk cetakan yang lebih luas lainnya, seperti paspor, pita cukai, materai, perangko dan dukumen lainnya," ujarnya.

Sedangkan dengan Sri Lanka, Peruri memenuhi pesanan 500.000-1,6 juta paspor dalam setahun.

Sementara dengan Filipina, Peruri mendapat pesanan sebanyak 32,8 juta keping perangko dari Philippines Postal Corporation.

"Kita akan berusaha memperluas kerja sama tidak hanya pencetakan perangko, tapi diharapkan dapat menggaet Bank Setral Filipina untuk memasok pesanan percetakan uang kertas maupun logam," ujarnya.

Hingga September 2015, Peruri membukukan pendapatan usaha Rp2,17 triliun, tumbuh 26 persen dibandingkan pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp1,72 triliun.

Pendapatan dari pencetakan uang masih menjadi kontributor terbesar yang mencapai sekitar 70 persen, selebihnya dari non-uang.

"Kontribusi pendapatan dari pesanan uang dan pencetakan dokumentasi berharga dari luar negeri masih relatif kecil atau sekitar 3-5 persen. Tapi dalam tiga tahun ke depan diharapkan bisa meningkat hingga sekitar 10 persen, seiring dengan peningkatan kapasitas percetakan Peruri," kata Atje.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015