Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengonfirmasi bahwa kunjungannya ke Amerika Serikat pada Maret lalu adalah untuk menyampaikan surat pribadi Presiden Joko Widodo kepada Presiden Obama.

Menteri Luhut usai memberikan pembekalan tentang politik dan keamanan kepada calon kepala perwakilan RI di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin, mengakui bahwa dirinya yang saat itu menjabat kepala staf kepresidenan, memang pergi ke Amerika Serikat dalam rangka tugas kenegaraan.

"Ya, waktu itu saya menyampaikan surat pribadi Presiden (Jokowi) kepada Presiden Obama, terkait dengan menjawab permintaan Presiden Obama untuk Presiden Jokowi berkunjung ke Amerika. Itu saja," kata dia.

Konfirmasi tersebut disampaikan oleh Menkopolhukam terkait tulisan salah satu pengajar di Universitas London, Dr Michael Buehler, yang menyebut bahwa pemerintah Indonesia menggunakan jasa pelobi asing untuk melaksanakan kunjungan Presiden Jokowi ke AS pada 26 Oktober lalu, dan kunjungannya ke Amerika pada Maret lalu terkait hal itu.

"Tidak ada lobi, jangan rendahkan bangsa ini. Hanya karena itu kata-kata dari doktor, berarti itu benar, dan bisa dipercaya," kata Luhut.

Terkait kedekatannya dengan pelobi asing, Menteri Luhut mengatakan dirinya dekat dengan semua orang.

"Hanya teman, semua teman," kata dia.

Meskipun Luhut membantah adanya penggunaan pelobi asing dalam kunjungan tersebut, namun saat ditanya apakah ada kemungkinan pebisnis yang menyewa jasa mereka, dirinya menjawab hal itu adalah sesuatu yang wajar.

"Ya, pelobi itu hal yang lumrah di Amerika. Tapi, pemerintah tidak pakai. Itu tidak benar," ujar dia.

Pemerintah Indonesia melalui Kemenpolhukan dan Kemlu telah secara tegas membantah adanya penggunaan jasa pelobi dalam mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke AS Oktober lalu yang menghasilkan beberapa hal konkret, antara lain penandatanganan nota kesepemahaman (MoU) kerja sama di bidang maritim, energi, perthanan, dan bahan bakar penerbangan alternatif serta sekitar 19 kesepakatan bisnis senilai lebih dari 20 miliar dolar AS.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015