Kurikulum sekolah sungai ini menjadi yang pertama di Indonesia."
Yogyakarta (ANTARA News) - Komunitas Sungai Code dan Boyong menggelar kegiatan Sekolah Sungai yang akan dilakukan hingga Desember, dan apabila berhasil akan diusulkan menjadi program nasional.

"Kegiatan ini dibuka sejak pertengahan Oktober dan akan digelar hingga Desember. Jika dari hasil monitoring dan evaluasi dinyatakan berhasil, maka program ini akan diusulkan menjadi program nasional," kata Ketua Asosiasi Sungai Yogyakarta Harris Syarif Usman di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, tujuan dari Sekolah Sungai tersebut adalah untuk memberikan edukasi tentang sungai kepada masyarakat dengan cara belajar langsung dengan komunitas sungai.

"Edukasi tidak hanya dilakukan di ruang kelas tetapi praktik langsung di lapangan. Harapannya, masyarakat memiliki kesadaran untuk mewujudkan sungai yang bersih, sehat, produktif dan lestari," katanya.

Melalui Sekolah Sungai, Harris juga berharap agar masyarakat menyadari berbagai potensi bahaya dari sungai sehingga warga bisa melakukan berbagai antisipasi untuk pengurangan risiko bencana, khususnya di Sungai Code dan Boyong yang berhulu di Gunung Merapi.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan selama sekitar satu bulan sejak dibuka oleh Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Suratman di aula Masjid As Salam Jetisharjo Yogyakarta adalah pembuatan kurikulum sekolah sungai.

"Kurikulum sekolah sungai ini menjadi yang pertama di Indonesia. Penyusunannya melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY," katanya.

Selain itu, komunitas juga melakukan identifikasi wilayah rawan bencana di sepanjang bantaran Sungai Code yang masuk wilayah Kota Yogyakarta maupun masuk Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman.

"Belum lama ini, kami juga membahas potensi ancaman banjir di Sungai Code bersama seluruh pihak terkait seperti Taruna SIaga Bencana dan pemangku kepentingan di wilayah yaitu RT/RW," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, Harris mengatakan banyak warga yang menyampaikan usulan agar Pemerintah Kota Yogyakarta mengintensifkan pendampingan kepada kampung tangguh bencana khususnya yang berada di bantaran sungai.

Selain itu, warga juga berharap agar pemerintah melakukan pengerukan Sungai Code, memperbanyak peralatan "early warning system" (EWS), dan pemasangan kamera pamantau di tiap jembatan serta penguatan talud yang mulai gogos.

Pewarta: Eka Arifa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015