Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) menyatakan hari Jumat bahwa korban meninggal akibat musibah banjir di tiga provinsi, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten bertambah dari 66 orang menjadi 80 orang. Jumlah korban meninggal tersebut terdiri atas di DKI Jakarta sebanyak 48 orang, Jabar 19 orang dan Banten 13 orang, kata Deputi Bidang Pemulihan Bakornas PB, Tabrani, di Jakarta. Menurut dia, penambahan korban meninggal itu terjadi di DKI Jakarta yang semula tercatat 37 orang bertambah 11 orang hingga keseluruhannya menjadi 48 orang. "Sedangkan untuk Jabar semula korban meninggal 16 orang kemudian bertambah tiga orang, hingga keseluruhannya 19 orang. Untuk Banten sendiri tidak berubah tetap 13 orang," katanya dalam acara jumpa pers seusai Rapat Evaluasi Musibah Banjir. Ia mengatakan tambahan jumlah korban meninggal tersebut diperoleh dari hasil evaluasi musibah banjir yang dilakukan Bakornas bersama satkorlak di tiga provinsi tersebut, Departemen Sosial (Depsos), Departemen Kesehatan (Depkes) dan Palang Merah Indonesia (PMI) di kantor Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Khususnya untuk 11 korban meninggal tambahan di Jakarta itu, 10 orang diantaranya berada di Jakarta Barat (Jakbar) dan satu orang di Jakarta Selatan. "Dari 11 korban meninggal tambahan di Jakarta itu, enam diantaranya karena hanyut atau tenggelam dan lima orang lainnya belum ada penjelasan namun tetap dimasukkan dalam korban bencana banjir," katanya. Demikian pula halnya dengan tambahan tiga orang korban meninggal di Jabar, akibat hanyut dan jenazahnya baru ditemukan pada Jumat (9/2). Disamping itu, ia menyebutkan jumlah pengungsi di wilayah Jakarta memasuki satu pekan pasca musibah banjir, menurun setelah banyak pengungsi yang pulang ke rumah seiring surutnya genangan air di rumah warga. Seperti jumlah pengungsi di Jakarta turun dari 219.404 jiwa menjadi 210.404 jiwa, dan Jabar dari 410.630 jiwa menjadi 240.813 jiwa. "Jumlah pengungsi di kedua daerah tersebut, terus turun setelah banyak pengungsi yang sudah pulang ke rumah," katanya. Di bagian lain, ia menyebutkan mengenai penetapan tanggap darurat sesuai dengan peraturan itu berlangsung selama dua minggu pasca musibah, namun untuk musibah di Jakarta akan tetap dilakukan sampai keadaan benar-benar pulih. "Hal itu sesuai dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebutkan tanggap darurat itu terus dilakukan sampai keadaan benar-benar pulih," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007