Stockholm (ANTARA News) - Pemerintah Kerajaan Swedia, Rabu (Kamis WIB), untuk sementara akan mengembalikan kendali pemeriksaan di perbatasan mengingat besarnya arus pendatang, membuatnya menjadi negara terakhir yang termasuk zona bebas paspor Schengen yang memperketat perbatasannya selama krisis pendatang.

"Sejumlah besar pendatang akan tiba di Swedia. Kantor migrasi berada di bawah tekanan berat... dan polisi yakin adanya ancaman ketertiban umum," kata Menteri Dalam Negeri Swedia, Anders Ygeman.

"Maka kami akan memegang kembali kendali di perbatasan nasional mulai besok (Kamis) pukul 12:00 malam (11:00 GMT) selama 10 hari ke depan," ujarnya.

Direktur Komunikasi Kantor Migrasi Swedia, Mikael Hvinlund, menyatakan, 80.000 pendatang tiba pada September, sama banyaknya dengan mereka yang datang sepanjang 2014.

Swedia menerima lebih banyak pengungsi sebagai bagian dari populasi mereka dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, di tengah sulitnya benua tersebut berjuang menghadapi krisis migrasi terburuk sejak Perang Dunia II.

Swedia memperkirakan mampu menerima hingga 190.000 pengungsi pada 2015--atau setara dengan 1,5 juta pendatang di negara seluas Jerman.

"Orang-orang terpaksa tidur di tenda-tenda, perkantoran, dan pusat-pusat evakuasi yang biasa digunakan untuk bencana alam. Kami tidak akan bisa memenuhi misi kami untuk menyediakan atap bagi setiap orang... Mengembalikan kendali perbatasan akan sangat membantu kami," tutur Hvinlund.

Pemerintah juga telah meminta pihak perusahaan mengoperasikan kapal-kapal feri diantara Jerman dan Swedia dengan mengharuskan para penumpang menunjukkan dokumen identitas mereka, meskipun pihak berwenang tidak bisa memaksa mereka memenuhi aturan tersebut.

"Menyambut pendatang harus dilakukan dengan tertib dan penuh perhatian," ujar Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven, di Malta, dimana dirinya ambil bagian dalam pertemuan diantara pemimpin-pemimpin Eropa dan Afrika terkait krisis pendatang.

Berjuang menghadapi gelombang pendatang, pada minggu lalu Swedia memohon kepada Uni Eropa agar merelokasi sebagian pencari suaka yang telah mereka terima.

Jerman mengambil kembali kendali perbatasannya pada September dan secara de facto menangguhkan keanggotaan Schengen-nya.

Austria juga mengatakan akan mengambil langkah-langkah di perbatasan guna membantu mengendalikan arus pendatang.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015